Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di China menyinggung isu konflik Taiwan terkait panic buying warga sejumlah kota di sana.
Rumor konflik China dengan Taiwan disebut jadi salah satu yang membuat panic buying warga di Negeri Tirai Bambu.
Ketika ditanya, ia menceritakan bahwa di daerah tempat tinggalnya di Shanghai tak terjadi panic buying.
“Cuma ada daerah seperti Jiangsu yang menyarankan penduduknya untuk siap-siap stok makanan, baterai dan lain-lain karena ada kemungkinan situasi memanas dengan Taiwan,” kata WNI tersebut yang enggan diungkap identitasnya kepada CNNIndonesia.com.
“Tapi saat ini sih tidak ada yang panik,” tambahnya.
Namun, ia tak bisa menceritakan lebih banyak soal situasi Taiwan dan China yang memanas karena isu itu sensitif.
“Cuma seperti banyak propaganda dan (informasi sebatas) ‘dengar-dengar’, jadi tidak berani ngomong (lebih jauh) juga,” tuturnya
Sebelumnya, warga China disebut tengah megalami panic buying. Beberapa media internasional mengatakan stok pangan di negara itu tengah diborong masyarakat.
Mengutip South China Morning Post, melonjaknya pembelian pangan oleh warga ini dimulai dari pemberitahuaan Kementerian Perdagangan China yang mengimbau pemerintah setempat untuk menjaga suplai dan harga pangan, pada Senin (1/11).
“Keluarga (di China) diminta untuk menyimpan beberapa produk yang dibutuhkan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kondisi darurat,” ucap kementerian itu.
Imbauan ini menimbulkan kepanikan dan debat panas di dunia maya China. Beberapa pengguna bahkan menduga imbauan ini diberikan untuk mempersiapkan diri akan kemungkinan pecahnya perang China-Taiwan.
“[Pemerintah] bahkan tidak menyuruh kami untuk menyetok bahan pangan saat pandemi Covid-19 terjadi pada 2020,” tulis salah satu pengguna Weibo menyampaikan kecurigaannya, seperti dikutip CNN.
Walaupun tidak ada bukti bahwa China tengah mempersiapkan perang, munculnya kepanikan di jagat maya mengindikasikan ketegangan antara kedua belah pihak.
“Ini (kepanikan masyarakat) memperlihatkan ketegangan geopolitik yang terjadi antara China dan negara-negara tetangganya,” kata asisten profesor di Chinese University of Hong Kong, Willy Lam.
Ketegangan Taiwan dan China semakin meningkat sejak China berulang kali melewati perbatasan udara Taipei. Tak hanya itu, Beijing juga mengklaim Taiwan sebagai salah satu wilayahnya.
(pwn/bac)