Warga Korut Sebut Banyak Wanita Hamil Terpapar Covid-19

Warga Korut Sebut Banyak Wanita Hamil Terpapar Covid-19

Jakarta, CNN Indonesia

Kasus Covid-19 di Korea Utara disebut semakin tinggi, salah satu warga cerita banyak wanita hamil yang positif.

Fenomena itu terjadi karena perempuan hamil yang terinfeksi Covid-19 malah dirawat di hotel, gudang, dan fasilitas medis lain yang tak memiliki layanan kesehatan layak.

“Di Hotel Anju, pria dan wanita dengan gejala Covid-19 dirawat ruang terpisah dan diisolasi di ruangan mereka. Banyak perempuan hamil dengan gejala berat yang dikarantina di hotel,” kata seorang warga di Kota Anju, Pyongan Selatan, kepada Radio Free Asia.

“Muncul beberapa kasus bayi meninggal sebelum dilahirkan. Lahir sebelum tanggal yang ditentukan [prematur] karena ibunya tak menerima perawatan layak,” lanjut sumber itu.

Sumber itu juga mengungkap, pihak berwenang Korea Utara hanya menindaklanjuti jenazah bayi yang lahir mati. Mereka tak memberikan perawatan lanjutan kepada ibu yang mengalami demam tinggi dan gejala setelah melahirkan.

“Beberapa keluarga marah karena petugas karantina hanya memberikan izin kepada ibu yang berduka untuk keluar [dari isolasi] jika mereka sudah sembuh dari gejala Covid-19,” tutur sumber itu.

Sumber itu juga mengatakan ia mengetahui secara spesifik dua perempuan yang bayinya mengalami lahir mati.

Cerita lain datang dari warga di Kota Chungsan. Sumber kedua menyampaikan suspek Covid-19 di wilayah itu diisolasi di gudang pertanian.

“Makanan diberikan oleh pemerintah lokal. Dua pil demam diberikan oleh Komite Sentral untuk setiap orang, tetapi itu tak benar-benar bekerja untuk pasien demam tinggi,” ujar sumber kedua.

Sumber kedua menyampaikan, sekitar 300 pasien sempat di karantina di gudang dan kantor propaganda. Sebanyak 20 di antaranya adalah wanita hamil.

Para wanita hamil itu kemudian mengalami demam tinggi, keracunan kehamilan, pembengkakan, dan rasa sakit di seluruh tubuh imbas diisolasi selama sepuluh hari dalam lingkungan yang keras.

Menurut sumber kedua, wanita hamil juga mendapatkan perlakuan yang sama dengan masyarakat biasa.

“Mereka memberikan nasi jagung dan sup bayam ke wanita hamil sama dengan pasien lagi, dan tak mendapatkan perawatan. Wanita hamil mengalami lahir mati karena mereka tak mendapatkan makanan laya, dan janinnya mati di perut mereka,” kata sumber kedua.

“Mengingat berita lahir mati menyebar ke keluarga wanita hamil yang sempat dikarantian Covid-19, warga lokal mengeluh bahwa pihak berwenang dan kebijakan karantina COvid-19 mereka membunuh wanita hamil dan bayi mereka yang belum lahir,” lanjutnya.

Sebagaimana diberitakan Radio Free Asia, sekitar 2,8 juta terkena demam misterius dan 68 di antaranya meninggal dunia. Namun, masih tak jelas berapa banyak yang terinfeksi Covid-19 dari kasus demam tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(pwn/bac)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top