Yogyakarta, CNN Indonesia —
Pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi meminta maaf kepada Bruno Moreira dan Persebaya Surabaya terkait insiden ‘horor’ yang terjadi dalam laga di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (3/3).
Wahyudi berada dalam sorotan tajam lantaran tindakannya yang menendang kepala Bruno dalam pertandingan. Setelah insiden itu bahkan Persebaya sampai menuliskan sebuah protes keras soal Wahyudi hingga membawa nama Erick Thohir dan Joko Widodo.
PSSI juga lantas bersuara. Melalui Sekjen Yunus Nusi juga menyebut soal sanksi berat untuk Wahyudi.
Wahyudi menjelaskan kronologi tendang kepala Bruno. Ia menerangkan insiden menendang kepala Bruno adalah kejadian yang tidak disengaja. Mantan pemain Borneo FC itu menyebut dirinya tidak bertujuan mencelakai pemain asing Persebaya yang telah terjatuh lebih dahulu.
Pemain 26 tahun itu berpikir setelah Bruno terjatuh, wasit akan meniup peluit tanda pelanggaran. Ternyata pertandingan berlanjut dan Persebaya memiliki peluang lewat Robson Duarte. Bola kemudian diblok kiper Anthony Pinthus dan jatuh ke kaki Ripal Wahyudi.
“Dan ternyata di situ masih dilanjutkan permainan dan bola jatuh di kaki Ripal, Ripal dribling bolanya ke arah Bruno juga. Nah bolanya setop di samping kepalanya Bruno. Nah di situ aku harus cepat juga mengambil keputusan dengan tidak sengaja dan enggak ada niat sama sekali saya ngambil bola itu, tapi di situ ada kepalanya Bruno dan sempat mengenai kepalanya Bruno,” terang Wahyudi dalam unggahan di media sosial resmi PSS, Selasa (5/3) pagi.
“Apapun yang saya lakukan itu saya akui saya salah. Dan sekali lagi saya mohon maaf kepada Bruno dan kepada tim Persebaya atas kejadian kemarin. Terima kasih,” katanya.
Sebelum mengunggah video, Wahyudi dan PSS juga sudah merilis ucapan permintaan maaf kepada Bruno dan Persebaya.
PSS pun turut mengucapkan permintaan maaf pada takarir unggahan tersebut dan berharap tidak ada lagi insiden yang membahayakan keselamatan pemain.
“Kami berharap, meski Bruno bisa melanjutkan pertandingan hingga akhir laga, semoga tidak ada cedera ataupun efek lanjutan yang menyertai dari insiden tersebut pasca pertandingan.”
“Sekali lagi, kami atas nama PSS Sleman, meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian tersebut, semoga ini menjadi yang terakhir, dan tidak akan terulang lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya,” tulis akun resmi skuad Super Elang Jawa.
Sementara Presiden Direktur PSS Gusti Randa menyayangkan video-video tersebut tak menayangkan momen lengkap sebelum insiden.
“Dalam video lengkap, terlihat Bruno sudah terjatuh lebih dulu akibat dilanggar oleh pemain PSS. Namun, permainan tetap dilanjutkan bahkan Persebaya sempat menyerang lebih dulu. Setelah bola sempat ditepis oleh kiper PSS, bola langsung diambil oleh pemain Persebaya,” kata Gusti dalam keterangan resmi PSS, Senin (4/3) malam.
Kendati demikian Gusti tetap menyampaikan permintaan maaf kepada Persebaya atas tindakan yang dilakukan oleh salah satu pemain PSS tersebut.
“Saya sebagai perwakilan Manajemen PT PSS ingin meminta maaf kepada Tim Persebaya atas kejadian kemarin. Tentu kita tidak ingin ada kejadian tersebut lagi terjadi di sepak bola Indonesia karena bisa membahayakan pemain satu sama lain. Semoga ini menjadi yang terakhir untuk sepak bola Indonesia,” pungkasnya.
(nva/rhr)