Jakarta, CNN Indonesia —
Militer Israel (IDF) meluncurkan serangan udara ke Yaman dengan dalih menyasar target milisi Houthi, Minggu (29/9).
Setelah menggempur habis-habisan Gaza dengan dalih memburu Hamas, lalu Lebanon dengan alasan memburu Hizbullah, kini Israel serbu Yaman dengan dalih membalas Houthi.
Dalam pernyataannya, IDF mengatakan serangan ke Yaman itu sebagai balasan terhadap tembakan roket Houthi ke Israel dua hari terakhir.
IDF menyatakan lusinan pesawat tempur, termasuk jet tempur, menyerang pembangkit listrik dan pelabuhan laut di Ras Issa dan Pelabuhan Hodeidah. Serangan langsung ke Yaman itu menambah konfrontasi Israel dengan milisi yang disokong Iran untuk menekan Israel dalam menguasai Palestina (Gaza dan Tepi Barat).
“Selama setahun terakhir, Houthi telah beroperasi di bawah arahan dan pendanaan Iran, dan bekerja sama dengan milisi Irak untuk menyerang Negara Israel, merusak stabilitas regional, dan mengganggu kebebasan navigasi global,” demikian pernyataan IDF yang menjadi dalih serangan ke Yaman pada akhir pekan ini.
Mengutip dari Reuters, serangan ke tempat pembangkit listrik itu membuat sebagian besar kota pelabuhan Hodeidah menjadi gelap.
Israel menuding Houthi yang berada di Yaman bergerak di bawah arahan dan pendaan Iran–yang selama ini menjadi ‘musuh’ Israel di kawasan.
Terkait serangan menekan Houthi di Yaman, Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan, “Pesan kami jelas – bagi kami, tidak ada tempat yang terlalu jauh”.
Kematian pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hasan Nasrallah mengakhiri dua pekan yang traumatis bagi kelompok milisi itu. Serangan itu dimulai dengan peledakan serentak ribuan perangkat komunikasi yang digunakan anggota Hizbullah. Israel secara luas diasumsikan telah melakukan tindakan tersebut namun tidak membenarkan atau menyangkal tindakan tersebut.
Setidaknya ada empat orang tewas dan 29 lagi terluka dalam serangan Israel ke Yaman pada Minggu lalu.
Serangan ke Lebanon
Serangan dengan target lebih banyak dilakukan Israel ke Lebanon dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hizbullah dua pekan terakhir. Salah satunya menewaskan sejumlah sosok elite di Hizbullah dan militer Iran.
Pada Minggu lalu, Israel berjanji akan terus melanjutkan serangannya untuk menekan Hizbullah dan milisi sekutu Iran.
“Mereka sudah kehilangan akal, dan kita harus terus memukul keras Hizbullah,” kata kepala staf militer Israel Herzi Halevi.
Akibat serangan Israel pada hari Minggu, Kemenkes Lebanon menyatakan ada 32 korban tewas di Ain Deleb, dan 21 orang tewas di Baalbek-Hermel di timur. Secara keseluruhan, dalam dua hari terakhir ada 14 tenaga kesehatan di Lebanon yang tewas akibat serangan Israel.
Berdasarkan kesaksian warga Beirut, drone-drone Israel terlihat terbang ke sana kemari di langit ibu kota Lebanon iu pada Minggu. Kemudian terdengar ledakan besar yang menandakan serangan udara Israel menggema di sana.
Hizbullah dan Israel sebelumnya saling tembak roket di perbatasan yang dipicu agresi habis-habisan Negara Yahudi di Gaza yang sejak Oktober 2023 lalu. Sementara itu Houthi sebelumnya juga melakukan serangan sporadis ke Israel, juga mengganggu pelayaran kapal niaga terkait Negara Yahudi di Laut Merah.
Pada Minggu lalu militer Israel masih terus menggempur wilayah di Beirut selatan, Lebanon. Di satu sisi, IDF pun menjatuhkan setidaknya delapan roket yang diarahkan dari Libanon, dan satu lagi dari Laut Merah.
Kemenkes Lebanon menyatakan dalam dua pekan terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Lebanon dan melukai sekitar 6.000 orang. Selain itu, lebih dari sejuta orang atau seperlima dari populasi Lebanon harus mengungsi drari rumah mereka.
Di Beirut, para keluarga yang mengungsi salah satunya berkumpul di Teluk Zaitunay. Pada Minggu pagi terlihat keluarga-keluarga yang tak membawa apapun kecuali tas berisi pakaian tidur di atas alas karpet.
Salah satu warga Beirut, Francoise Azori mengatakan Israel tak akan mematahkan semangat warga Lebanon. Dan mereka akan tetap bertahan.
“Anda tak akan bisa menghancurkan kami, apapun yang anda lakukan, berapa banyak pun bom yang Anda jatuhkan, berapa banyak yang Anda paksa mengungsi- kami akan tetap tinggal di sini,” kata Azori.
“Kami tak akan pindah. Ini adalah negara kami dan kami akan tetap tinggal,” imbuhnya.
Serangan di Gaza
Pada akhir pekan lalu, militer Israel masih juga melakukan serangan udara ke Gaza dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hamas. Dalam serangan pada Minggu lalu ke Jalur Gaza, setidaknya ada 11 warga Palestina yang tewas.
CNN melaporkan pesawat tempur Israel memborbardir sejumlah tempat di utara, tengah, dan selatan Gaza.
Salah satu yang ditargetkan adalah bangunan sekolah tempat pengungsi di Beit Lahiya, Gaza utara. Ada empat orang di dalam bangunan itu yang tewas, dan banyak lagi yang terluka.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang militan Hamas yang beroperasi dari pusat komando yang terletak di sebuah kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Um Al-Fahm. Mereka menuduh Hamas mengeksploitasi fasilitas sipil dan penduduknya untuk tujuan militer, namun tudingan itu dibantah Hamas.
Dalam serangan lain, tiga orang tewas dalam sebuah rumah di Kota Gaza, dan empat lainnya tewas dalam tiga serangan udara terpisah di Nuseirat dan Khan Younis—di bagian utara dan selatan Jalur Gaza.
Meskipun demikian pertempuran dan aktivitas militer Israel di Gaza telah menurun dalam sepekan terakhir ketika IDF meningkatkan serangan militernya terhadap Hizbullah di Lebanon.
Di Gaza sendiri, Kemenkes di sana menyatakan sejak Oktober 2023 lalu total sudah ada 41.595 warga Palestina yang terbunuh dan 96.251 korban luka akibat serangan militer Israel.
(Reuters/kid)