Kasus Covid-19 varian Omicron telah mencapai 278.732 kasus dan 52 kematian di seluruh dunia sejak pertama kali varian tersebut terdeteksi pada pertengahan November lalu.
Data itu berdasarkan situs pelacak varian Omicron, Newsnodes, yang diperbarui per Rabu (29/12).
Lebih rinci laporan kematian muncul dari Inggris dengan 49 kasus, Amerika Serikat, Jerman dan Australia, masing-masing 1 kasus.
Menurut situs tersebut, Inggris juga menduduki posisi pertama sebagai negara yang melaporkan varian Omicron terbanyak dengan 177.201 kasus. Kemudian disusul Denmark dengan 40.358 kasus, Amerika Serikat dengan 11.014 kasus dan Jerman 10.443 kasus.
Sementara itu, sejumlah negara di Asia Tenggara belum ada yang mencatat varian Omicron lebih dari seribu kasus. Hingga kini, total kasus di masing-masing negara di blok itu masih di kisaran ratusan.
Adapun Singapura melaporkan 751 kasus, Thailand dengan 514 kasus, Malaysia 62 kasus, Indonesia 47 kasus, Kamboja 31 kasus, Filipina 4 kasus dan Vietnam 1 kasus.
Meski jumlah kematian sedikit dan tingkat keparahan akibat infeksi varian Omicron disebut rendah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian ini bisa membebankan fasilitas kesehatan.
“(Pertumbuhan Omicron) masih akan mengakibatkan sejumlah besar rawat inap, terutama di kalangan orang yang tak divaksinasi, dan menyebabkan gangguan pada sistem kesehatan dan layanan penting lain,” ujar Manajer Insiden Covid WHO Eropa, Catherine Smallwood, dikutip dari AFP, Selasa (28/12).
Demi menekan laju penularan varian itu, beberapa negara bahkan menerapkan pembatasan yang ketat.
Salah satu kota di China, Xi’an, misalnya menetapkan lockdown yang membuat 13 juta penduduknya tak bisa bepergian kemana-mana.
Sejumlah negara hanya membatas perjalanan atau izin masuk turis asing. Seperti Finlandia melarang pengunjung belum vaksin memasuki negaranya. Lalu Swedia, mewajibkan tes negatif Covid-19 bagi para pengunjung mulai Selasa kemarin.
Namun, Amerika Serikat justru menawarkan kelonggaran di sektor perjalanan. Mereka mencabut larangan izin masuk wisatawan dari delapan negara di Afrika Selatan.
Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) juga mengurangi masa karantina untuk kasus tanpa gejala menjadi lima hari, yang tadinya 10 hari.
(isa/bac)