Jakarta, CNN Indonesia —
UNRWA, badan PBB yang mengurusi bantuan dan pengembangan manusia bagi pengungsi Palestina, mendesak gencatan senjata selama pelaksanaan vaksinasi polio untuk anak-anak di Gaza.
UNRWA menargetkan mengimunisasi 640.000 anak demi mencegah polio di Gaza. Jumlah ini setara dengan lebih dari 90 persen anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Menurut laporan CNN di lokasi, anak-anak memasuki tenda satu per satu untuk mendapatkan vaksinasi. Setelah selesai, para perawat menuliskan nama mereka dan menggambar spidol di jari-jari anak-anak itu sebagai tanda bahwa mereka telah divaksinasi.
Sambil mengantri bersama ketiga anaknya, Wafa Ubeid mengatakan ia merasa takut akan masa depan dan berharap kampanye ini bisa menjadi awal dari upaya yang lebih luas untuk memungkinkan orang-orang kembali ke rumah mereka yang tersisa.
“Kami telah menderita selama 11 bulan. Dari penyakit yang telah kami tularkan, virus apa pun yang ada di negara ini. Kurangnya kebersihan, kekurangan air, kekurangan makanan,” kata Wafa, mengutip CNN, Minggu (1/9).
“Ada penyakit yang belum pernah kami alami sebelumnya. Butuh waktu lama untuk mengungkapkan penderitaan yang kami alami,” lanjut dia.
Upaya PBB ini akan dilaksanakan selama beberapa hari, mulai 1 hingga 12 September. UNRWA mengatakan bahwa sangat penting bahwa tidak akan ada gempuran dari Israel selama kampanye vaksinasi polio.
“Kami tidak bisa memvaksinasi anak-anak ketika mereka sedang berjuang untuk hidup mereka,” ujar juru bicara UNRWA, Louise Wateridge.
“Ini merupakan kampanye vaksinasi yang sangat kompleks, mungkin salah satu yang tersulit yang pernah kami lihat di dunia. Kami telah mengalami pengeboman yang berkelanjutan. Ini telah berhenti pagi ini. Sekarang cukup tenang. Kami berharap hal ini akan terus berlangsung selama kampanye,” katanya.
Wateridge mengatakan bahwa para relawan merasa lega dengan keberhasilan kampanye vaksinasi, dan berharap jeda dalam pertempuran akan terus berlanjut.
Perang yang berkecamuk di Gaza telah menyebabkan serangkaian kerusakan hingga banyaknya penyakit yang menyebar, termasuk polio. Israel setuju melakukan jeda kemanusiaan untuk melakukan vaksinasi selama tiga hari, dimulai sejak Sabtu waktu setempat.
Meski demikian, Israel juga terus melanjutkan operasi militer berskala besar di Tepi Barat yang telah mereka duduki. Listrik dan air juga telah diputus di kamp pengungsi Jenin. Bentrokan hingga ledakan juga terus terjadi, hingga dua warga Palestina lainnya tewas di pengungsian tersebut.
Air dan listrik memang diputus dari rumah sakit selama penggerebekan. Hal ini memaksa orang bergantung pada generator dan tangki air. Buldoser Israel telah menggali 70 persen jalanan merusak jaringan air dan pembuangan limbah, serta kabel listrik dan telekomunikasi
Di Gaza, Israel terus melancarkan serangan mematikan sebagai respon atas serangan Hamas. Badan pertahan sipil Gaza juga mengatakan, telah menghitung 42 orang tewas dalam serangan Israel di seluruh wilayah tersebut pada Sabtu.
Sedikitnya, 40.691 orang di Gaza tewas akibat serangan Israel . Sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
(tim/dmi)