Unnes Tembus Top 10 Kampus Terbaik Dunia Paling Ramah Disabilitas

Unnes Tembus Top 10 Kampus Terbaik Dunia Paling Ramah Disabilitas

Unnes Tembus Top 10 Kampus Terbaik Dunia Paling Ramah Disabilitas

loading…

Unnes berhasil masuk 10 besar universitas terbaik dunia paling ramah disabilitas versi Unesa-Dimetric 2022. Foto/Dok/Unnes.

JAKARTA – Universitas Negeri Semarang ( Unnes ) berhasil tembus peringkat ke-7 perguruan tinggi di dunia paling ramah disabilitas versi Unesa-Dimetric (Disability Inclusion Metrics) tahun 2022. Pemeringkatan ini diikuti 125 perguruan tinggi di dunia.

Pemeringkatan tersebut resmi diumumkan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) secara hybrid di Auditorium Lantai 11, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Kamis, 8 Desember 2022 lalu.

Baca juga: 5 Kampus Terbaik di Singapura dan Beasiswanya untuk Kuliah Gratis

Rektor Unnes Prof Dr S Martono menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Unnes dalam meraih rangking 7 dunia sebagai kampus ramah disabilitas versi pemeringkatan Unesa-Dimetric. Menurut Prof Martono, dengan peraihan prestasi tersebut akan memotivasi Unnes untuk lebih mengembangkan lingkungan kampus ramah disabilitas. “Unnes berkomitmen untuk terus mewujudkan lingkungan kampus yang ramah bagi penyandang disabilitas,” katanya, dikutip dari laman Unnes, Sabtu (10/12/2022).

Prof Martono menjelaskan, pihaknya telah menerima mahasiswa disabilitas dan terus berusaha melengkapi sarana dan prasarana agar aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas. “Unnes terbuka bagi siapa saja yang ingin berkuliah. Unnes juga menjamin mahasiswa disabilitas untuk mengikuti kuliah dengan nyaman,” terangnya.

Baca juga: 5 PTN akan Membuka Jurusan Kedokteran, 4 Kampus Ada di Jawa Timur

Unesa-Dimetric adalah pemeringkatan kampus ramah disabilitas pertama di dunia. Tujuannya untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, juga bertujuan untuk mengupayakan terciptanya inovasi program dan pertukaran ide dalam mendukung pendidikan yang Setara (Sustainable, equality, accountable dan responsible).

Ada 10 indikator yang digunakan dalam penilaian meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, kebijakan khusus inklusi, kelembagaan, kerja sama organisasi disabilitas, sarana-prasarana, akomodasi yang layak, siswa-karyawan, pendidikan dan penelitian-pengabdian masyarakat.

(nnz)

Scroll to Top