loading…
Universitas Prasetiya Mulya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kepulauan Seribu. Foto/Istimewa.
Kegiatan ini berwujud pelatihan kepada perwakilan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) dari Pulau Harapan, Pulau Kelapa Satu, dan Pulau Kelapa Dua.
Baca juga: Mau Kuliah di Sekolah Bisnis Top, Berikut Biaya Kuliah Universitas Prasetiya Mulya 2024
“Masyarakat dilatih untuk mengolah limbah ikan karena masih bergizi tinggi, khususnya kalsium dan protein. Menurut beberapa penelitian, tulang ikan memiliki kalsium lebih dari 20% sehingga dapat dijadikan bahan dasar pembuatan sup krim instant yang tinggi kalsium,” ujar perwakilan tim pengabdian masyarakat Universitas Prasetiya Mulya, melalui siaran pers, dikutip Minggu (3/11/2024).
Selain itu, latar belakang mengapa Kepulauan Seribu dipilih adalah karena terdapat potensi perikanan yang tinggi dengan luas wilayahnya mencapai hampir 5,000 km2 dan tersedianya limbah tulang ikan dari hasil produksi pengolahan ikan dari Poklahsar sekitar.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Prasetiya Mulya dan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, yang diwakili oleh Sandrie, dan tim pelaksana.
Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (DRTPM) skema Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 dengan melibatkan 12 anggota Poklahsar.
Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Prasetiya Mulya terdiri dari tiga dosen yaitu Rike Tri Kumala Dewi dari program studi Food Business Technology, Anastasia Ary Noviyanti dari Product Design Innovation, dan Arief Budiman dari program studi Branding.
Selain dosen, dua mahasiswa juga turut dilibatkan, yakni M. Akmal dari program studi Food Business Technology dan Nira C. Regita dari program studi Product Design Innovation.
Kolaborasi lintas program studi ini tidak hanya fokus pada aspek pengolahan bahan pangan, melainkan juga memberikan pengetahuan mengenai desain kemasan dan strategi pemasaran kepada peserta.
Tujuannya adalah agar masyarakat lebih berdaya dalam lingkup ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, yaitu konsep ekonomi yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya dengan cara mendaur ulang material dari alam.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Universitas Prasetiya Mulya memberikan peralatan produksi kepada masyarakat setempat. Peralatan tersebut meliputi enam alat food dehydrator, enam alat grinder, dan enam alat plastic sealer.
“Dengan pemberian ini, diharapkan masyarakat dapat menjalankan usaha secara mandiri dan berkelanjutan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka Panjang,” pungkasnya.
(nnz)