Ukraina menuturkan pasukan Rusia sedikit lagi mengepung tentaranya di wilayah timur negara eks Uni Soviet tersebut.
Ribuan tentara Rusia dilaporkan menyerang dari tiga sisi untuk mengepung tentara Ukraina di Sievierodonetsk da Lysychansk. Jika dua kota yang dilintasi Sungai Siverskiy Donets jatuh, hampir semua wilayah Donbas di Luhansk berada di bawah kendali Rusia.
“Rusia memiliki keuntungan, tetapi kami melakukan semua yang kami bisa,” ujar Wakil Kepala Departemen Operasi Utama Staf Umum Ukraina, Jenderal Oleksiy Gromov, pada JKamis (26/5).
Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan sekitar 50 tentara Rusia telah mencapai jalan raya dan “berhasil mendapatkan pijakan”, bahkan mendirikan sebuah pos pemeriksaan di sana.
“Pos pemeriksaan rusak, mereka terlempar kembali … tentara Rusia tidak mengontrol rute sekarang, tetapi mereka menembaki itu,” katanya.
“Ada kemungkinan pasukan Ukraina akan meninggalkan satu pemukiman, mungkin dua. Kita perlu memenangkan perang, bukan pertempuran,” katanya.
Gaidai “mengatakan pasukan Ukraina perlahan mundur ke posisi yang lebih kuat demi membendung pergerakan pasukan Rusia.
“Jelas bahwa pasukan kami perlahan-lahan mundur ke posisi yang lebih kuat – kami perlu menahan gerombolan ini,” tambah Gaidai.
Analis militer Barat melihat pertempuran untuk kedua kota sebagai titik balik potensial dalam perang, sekarang Rusia telah mendefinisikan ulang tujuan utamanya merebut wilayah timur Ukraina.
Wartawan Reuters di wilayah tenggara yang dikuasai Rusia melihat bukti kemajuan pasukan Moskow di Svitlodarsk. Pasukan Ukraina menarik diri dari wilayah itu awal pekan ini.
Kota itu sekarang berada di bawah kendali pejuang pro-Rusia, yang telah menduduki gedung pemerintah setempat dan menggantungkan bendera palu arit Soviet di pintu.
Rekaman drone Reuters dari medan perang yang ditinggalkan di dekatnya menunjukkan kawah yang bopeng di lapangan hijau yang dikelilingi oleh bangunan yang hancur. Pejuang pro-Rusia berseliweran di wilayah itu.
Sementara itu, militer Ukraina mengatakan 50 kota di Donetsk dan Luhansk diserang Rusia pada Kamis. Sembilan warga sipil tewas dalam rentetan serangan itu.
Kemajuan tentara Rusia baru-baru ini di Donbas terjadi menyusul penyerahan garnisun Ukraina di Mariupol pekan lalu. Ini menunjukkan pergeseran momentum setelah pasukan Ukraina sempat bergerak maju di dekat Kharkiv.
“Keuntungan Rusia baru-baru ini menawarkan pemeriksaan serius pada ekspektasi untuk waktu dekat,” kicau analis pertahanan Michael Kofman, direktur lembaga think-tank studi Rusia yang berbasis di AS, CNA.
Pasukan Rusia telah menerobos garis Ukraina di Popasna, selatan Sievierodonetsk, dan mengancam akan mengepung pasukan Ukraina, tulisnya.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denisenko, mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa 25 batalyon Rusia berusaha mengepung pasukan Ukraina.
Kepala angkatan bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhny, meminta Barat untuk lebih banyak mengirim senjata, terutama “senjata yang akan memungkinkan kita untuk menyerang musuh dari jarak jauh”.
Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, kemudian memperingatkan bahwa setiap pasokan senjata yang dapat mencapai wilayah Ukraina akan menjadi “langkah serius menuju eskalasi yang tidak dapat diterima”.
(rds)