Stasiun televisi pemerintah Taiwan meminta maaf karena salah melaporkan mengenai serangan China di Taipei hingga perang disebut bisa pecah pada Rabu (20/4).
“Masyarakat, tolong jangan terlalu panik. Dengan ini kami mengklarifikasi dan meminta maaf,” kata salah satu pembawa berita Media Sistem Televisi China, seperti dikutip Reuters.
Permintaan maaf ini dilontarkan setelah media tersebut salah menayangkan teks berita dalam siaran mereka pada Rabu.
Dalam siaran itu, media tersebut mengabarkan kapal militer dan infrastruktur penting di Taipei diserang rudal China.
Teks tersebut juga memuat pesan-pesan seperti “perang dapat terjadi,” satu stasiun kereta di Taipei dibakar oleh “agen China,” dan presiden Taiwan mendeklarasikan kondisi darurat.
Menurut pembawa acara, teks berita itu sebenarnya untuk mengabarkan latihan bersama pemadam kebakaran di Kota Baru Taipei pada Selasa (19/4). Namun, pesan itu baru disiarkan pada Rabu (20/4) karena kesalahan teknis.
Kesalahan ini terjadi ketika ketegangan antara China dan Taiwan sedang meningkat. China meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan dalam dua tahun terakhir.
Situasi kian panas ketika Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari lalu. Taiwan khawatir bakal mengambil kesempatan di tengah ketegangan itu.
Taiwan bahkan sempat merilis panduan pertahanan sipil. Panduan itu memuat informasi bagaimana warga bisa menyelamatkan diri kala perang.
Selama ini, China memang menganggap Taiwan merupakan bagian dari wilayah kedaulatannya di bawah prinsip “Satu China” yang mereka usung.
Mereka menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memisahkan diri dari China.
(pwn/has)