Gereja Unifikasi yang terseret dalam pembunuhan eks perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, disebut memiliki hubungan dekat dengan eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Gereja itu menjadi sorotan setelah pelaku pembunuhan Abe, Tetsuya Yamagami, mengaku menembak mati eks perdana menteri Jepang itu lantaran dendam dengan organisasi keagamaan itu.
Yamagami mengaku hidupnya susah setelah sang ibu, anggota Gereja Unifikasi, menggelontorkan sebagian besar harta keluarga untuk donasi ke gereja tersebut. Sementara itu, Abe dan kakeknya, Nobusuke Kishi, disebut juga terkait Gereja Unifikasi.
Di sisi lain, Trump dilaporkan sempat memberikan pidato di sebuah acara organisasi yang berhubungan dengan Gereja Unifikasi di AS. Gereja Unifikasi yang berasal dari Korea Selatan itu juga memang banyak pengikut di Jepang hingga Negeri Paman Sam.
Trump dikabarkan sempat mengisi acara “Rally of Hope Think Tank,” sebuah acara yang disponsori oleh Federasi Perdamaian Universal pada 2021. Federasi itu dibentuk oleh pengikut Gereja Unifikasi atau Moonies pada 2005, dan juga terhubung dengan gerakan Gereja Unifikasi.
Sementara itu, acara itu berlangsung bertepatan dengan peringatan 20 tahun teror 11 September 2001, atau peringatan 9/11.
Dalam acara itu, Trump memuji gerakan Unifikasi dan pemimpin Gereja Unifikasi, Sun Myung Moon.
“Apa yang mereka peroleh di Semenanjung [Korea] sangat menakjubkan,” kata Trump seperti dikutip The Independent.
“Hanya dalam beberapa dekade, inspirasi yang mereka berikan ke planet ini sangat tidak bisa dipercaya, dan saya mengucapkan selamat kepada kalian sekali ini. Contoh ini mengingatkan kita yang sedang mencoba membangun perdamaian dan masa depan yang lebih baik, agar kita tidak menyerah dan tidak kehilangan harapan,” tuturnya lagi.
Selain itu, Trump memuji Moonies karena telah mendirikan media konservatif The Washington Times. Trump menilai media itu sebagai organisasi yang ia kagumi dan hormati.
Sebagaimana diberitakan The Straits Times, Abe menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan Trump kala dirinya menang pilpres AS pada 2016 lalu. Pertemuan keduanya disebut terjadi karena dibantu Gereja Unifikasi.
Menurut majalah Jepang Shincho 45, Gereja Unifikasi membantu menengahi pertemuan Abe dan Trump kala itu.
Gereja Unifikasi bahkan disebut memiliki relasi yang dekat dengan banyak politikus konservatif tak hanya di Korsel, tapi juga Jepang hingga AS.
The Washington Post melaporkan gereja ini menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk menjalankan program-program mereka mulai dari konferensi sampai lobi-lobi di AS. Gereja Unifikasi juga tak segan menggelontorkan uang dari para anggotanya untuk membangun citra publik yang positif dan menjalin aliansi dengan politikus konservatif.
Gereja Unifikasi disebut mendirikan kerajaan bisnis internasional yakni Tongil Group.
Tongil Group merupakan perusahaan asal Korsel yang berkiprah di berbagai sektor usaha mulai dari konstruksi, kesehatan, makanan, media, dan hiburan. Bisnis Tongil Group terkenal tersebar di berbagai negara di dunia.
Tongil Group juga memiliki sejumlah resort di Korsel seperti Resor Ski Yongpyong yang terkenal dari film Winter Sonata.
(pwn/rds)