Jakarta, CNN Indonesia —
Puluhan ribu warga Jepang disarankan mengungsi karena negara tersebut bersiap menghadapi topan terkuatnya tahun ini. Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tertinggi untuk angin dan gelombang badai di pulau selatan Kyushu.
“Topan Shanshan diperkirakan mendekati Kyushu selatan dengan kekuatan yang sangat kuat hingga Kamis (29/8) dan mungkin bisa membuat tanah longsor,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi seperti diberitakan AFP.
“Diperkirakan angin kencang, gelombang tinggi, dan gelombang badai pada tingkat yang belum pernah dialami banyak orang sebelumnya dapat terjadi,” kata Hayashi, juru bicara pemerintah.
Badai mendekat dengan hembusan angin berkecepatan hingga 252 kilometer per jam dan membawa hujan lebat yang meluas. Hal itu mendorong raksasa otomotif Toyota menghentikan produksi di semua 14 pabriknya.
Tak hanya itu, tiga orang tewas setelah tanah longsor mengubur sebuah rumah di Gamagori, kota di prefektur Aichi bagian tengah, seperti diberitakan kantor berita Kyodo Jepang pada Kamis (29/8) pagi waktu Jepang.
Korban tewas termasuk sepasang suami istri berusia 70-an dan seorang putra berusia 30-an, sementara dua putri dewasa berusia 40-an selamat dengan luka-luka.
Sedangkan di Kyushu selatan, Badan Meteorologi Jepang (JMA) memperkirakan curah hujan 1.100 milimeter (43 inci) dalam 48 jam hingga Jumat (39/8) pagi, sekitar setengah dari rata-rata tahunan untuk wilayah yang meliputi wilayah Kagoshima dan Miyazaki.
JMA juga mengeluarkan “peringatan khusus” tertinggi untuk badai, gelombang, dan pasang surut yang dahsyat di beberapa bagian wilayah Kagoshima, dengan pihak berwenang di sana menyarankan 56.000 orang untuk mengungsi.
Video di penyiar publik NHK TV menunjukkan genteng rumah-rumah beterbangan, jendela-jendela pecah, dan pohon-pohon tumbang.
“Atap carport kami hancur total. Saya tidak ada di rumah saat kejadian, tetapi anak-anak saya mengatakan mereka merasakan guncangan yang sangat kuat sehingga mereka mengira terjadi gempa bumi,” kata seorang penduduk lokal di Miyazaki kepada NHK.
“Saya terkejut. Itu benar-benar di luar imajinasi kami,” katanya.
Peringatan tersebut menunjukkan “kemungkinan terjadinya bencana besar yang dipicu oleh (topan) itu sangat tinggi,” kata Satoshi Sugimoto, kepala peramal cuaca JMA, dalam konferensi pers.
Kondisi tersebut juga membuat Japan Airlines membatalkan 172 penerbangan domestik dan enam penerbangan internasional yang dijadwalkan pada Rabu (28/8) dan Kamis (29/8).
Sementara itu, airline ANA membatalkan 219 penerbangan domestik dan empat penerbangan internasional sejak 28 Agustus hingga Jumat (30/8). Pembatalan tersebut berdampak pada sekitar 25.000 orang.
Sedangkan di darat, Kyushu Railway mengatakan menangguhkan beberapa layanan kereta peluru Shinkansen antara Kumamoto dan Kagoshima Chuo mulai Rabu malam dan memperingatkan kemungkinan gangguan lebih lanjut.
Kereta antara Tokyo dan Fukuoka, kota terpadat di Kyushu, juga dapat dibatalkan tergantung pada kondisi cuaca minggu ini, kata operator lain.
Shanshan datang setelah Topan Ampil, yang mengganggu ratusan penerbangan dan kereta bulan ini. Meskipun disertai hujan lebat, badai itu hanya menyebabkan cedera dan kerusakan ringan.
Ampil datang beberapa hari setelah Badai Tropis Maria membawa hujan yang memecahkan rekor ke wilayah utara.
Topan di wilayah tersebut telah terbentuk lebih dekat ke garis pantai, menguat lebih cepat dan bertahan lebih lama di daratan karena perubahan iklim, menurut sebuah studi yang dirilis bulan lalu.
(chri)