Suara.com – Ada bentrokan antar karyawan di lokasi smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang berada di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada Sabtu (14/1/2023) malam dan menelan tiga korban jiwa.
Para korban terdiri dari dua orang tenaga kerja lokal dan satu orang tenaga kerja asing (TKA). Sementara penyebab bentrokan diduga bermula dari ratusan pekerja yang berunjuk rasa dan memaksa masuk pos empat pabrik smelter PT GNI.
Mereka diketahui ingin berhenti kerja setelah tuntutan yang diajukannya tidak dituruti perusahaan. Aparat yang berupaya mengendalikan mereka di lokasi kejadian bahkan disebut tidak mampu meredam amarah massa hingga terjadi bentrokan.
Peristiwa bentrokan antar karyawan hingga menewaskan tiga orang tersebut membuat PT GNI disorot dan dicari tahu, termasuk soal siapa sosok pemiliknya. Nah, untuk mengetahui hal ini, simak informasi berikut.
Baca Juga:
DPR Akan Kunjungi Morowali, Selidiki Kerusuhan yang Libatkan TKA di PT GNI
Siapa Pemilik PT GNI?
Melansir berbagai sumber, founder atau pemilik dari PT GNI adalah Tony Zhou Yuan. Ia merupakan seorang pengusaha asal China. Sementara itu, menurut laman resmi perusahaan, Tony Zhou Yuan juga menduduki jabatan Direktur Operasional.
Dalam laman itu, Tony Zhou Yuan menyatakan bahwa PT GNI adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia di bidang hilirisasi minerba. Perusahaan ini juga berencana menginvestasikan dana sekitar 3 miliar dolar AS.
Dana itu dipakai untuk kebutuhan produksi dan penunjangnya. Diantaranya, membangun 24 lini produksi feronikel dan PLTU berkapasitas sekitar 1.115 MW, dengan total kapasitas 2 juta metric ton.
Ia kemudian menjelaskan, pihaknya memiliki alasan dalam memilih Kabupaten Morowali Utara sebagai lokasi pembangunan PT GNI. Ini karena Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah tambang nikel yang paling potensial.
Baca Juga:
Polda Sulteng Sebut TKI dan TKA China di PT GNI Morowali Utara Sudah Berdamai
Tony juga menerangkan bahwa PT GNI menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) paling mutakhir dan ramah lingkungan di dunia. Pemakaian ini dilakukan dengan produksi Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12 persen.
Tak hanya itu, PT GNI juga disebut bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan dan mewujudkan program hilirisasi. Adapun tujuan lainnya, agar kesejahteraan masyarakat setempat di bidang lingkungan, pariwisata, dan lain-lain bisa ditingkatkan.
Pabrik pengolahan smelter PT GNI sendiri telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 27 Desember 2021. Peresmian ini dilakukan dua tahun setelah pembangunan pertamanya di 2019.
PT GNI berhasil melakukan ekspor perdana produk hasil olahan nikel pada 20 Januari 2022 dengan nilai total sekitar 23 juta dolar AS. Pengiriman ini dilakukan melalui Pelabuhan Jety milik perusahaan yang berada di Morowali Utara.
Produk yang diekspor merupakan produk turunan nikel dalam bentuk Nickel Pig Iron atau feronikel. Tony menjelaskan, 13.650 ton yang dikirim itu adalah hasil olahan dari tiga tungku smelter yang sudah beroperasi.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti