Suara.com – Jika sebelumnya disebut berevolusi dari penderita HIV, kali ini ada teori mengatakan virus corona varian Omicron berevolusi pada hewan pengerat tikus.
Teori ini kemukakan oleh para ilmuwan, yang mengatakan kemungkinan seekor hewan telah tertular virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 di 2020 awal.
Setelah bermutasi di hewan, virus itu kembali menular ke manusia. Kejadian ini bisa masuk kategori reverse zoonosis, yaitu saat patogan virus atau kuman berpindah dari hewan ke manusia.
Salah satu bukti penting yang mendukung teori ini, yaitu bahwa varian Omicron sangat menyimpang dan berbeda dengan varian SARS CoV 2 yang sudah beredar.
Baca Juga:
Update COVID-19 Jakarta 3 Desember: Positif 42, Sembuh 68, Meninggal 1
Varian Omicron sendiri diketahui lebih banyak menyerang pada orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS.
“Zoonosis ini diikuti oleh zoonosis baru yang sangat mungkin bagi saya, mengingat bukti yang tersedia diketahui sangat banyak. Bahkan mutasi yang terjadi di antaranya sangatlah tidak biasa,” ujar Kristian Andersen, Ahli Imunologi Scripps Research Institute, mengutip live science, Jumat (3/12/2021).
Selain itu, Robery Garry, Profesor Mikrobiologi dan Imunologi Tulane Medical School mengungkapkan, varian Omicron membawa tujuh mutasi yang berisiko menginfeksi hewan pengerat seperti tikus.
Padahal varian alpha yang juga masuk kategori varian of concern (VoC) seperti varian Omron, hanya membawa beberapa mutasi dari tujuh mutasi tersebut.
Bahkan, hingga saat ini masih belum jelas apakah Omicron muncul pada hewan atau manusia sebagai inang awalnya.
Baca Juga:
Wakil Bupati Gowa Pantau Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Desa