Taliban Larang Perempuan Naik Pesawat tanpa Pendamping Laki-laki

Taliban Larang Perempuan Naik Pesawat tanpa Pendamping Laki-laki

Jakarta, CNN Indonesia

Taliban disebut melarang perempuan naik pesawat domestik maupun internasional tanpa pendamping laki-laki atau yang disebut mahram.

Rencana itu mereka sampaikan ke sejumlah maskapai yang ada di Afghanistan.

Salah satu sumber yang membagi informasi itu mengatakan, Kementerian Penyebar Kebaikan dan Pencegah Kejahatan versi Taliban mengirim surat ke sejumlah maskapai penerbangan untuk menginformasikan pembatasan baru pada Sabtu (26/3), demikian dikutip Reuters.

Dalam aturan baru itu, mereka menegaskan perempuan tanpa pendamping yang telah memesan tiket akan diizinkan melakukan perjalanan pada Minggu dan Senin.

Setelah pembatasan baru tersebut, beberapa perempuan yang sudah mengantongi tiket terpaksa harus kembali karena mereka ditolak di bandara Kabul pada Sabtu lalu.

Juru Bicara Kementerian Penyebar Kebaikan dan Pencegah Kejahatan, serta Kementerian Kebudayaan dan Informasi tak segera merespons saat dimintai komentar.

Sebelumnya, juru bicara Taliban mengatakan, perempuan yang ke luar negeri untuk menempuh studi harus didampingi kerabat laki-laki.

Sejauh ini, masih belum jelas apakah pembatasan perjalanan udara akan memungkinkan pengecualian. Seperti misalnya, keadaan darurat atau untuk perempuan tanpa kerabat laki-laki yang tinggal di Afghanistan, dan orang asing atau perempuan dengan kewarganegaraan ganda.

Afghanistan berada dalam krisis politik dan kemanusiaan usai Taliban mengambil alih pada Agustus 2021 lalu.

Tak lama setelah itu, mereka mengklaim akan menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk hak perempuan. Namun, realitanya tidak demikian.

Sejak Taliban berkuasa, perempuan tersingkir dari ruang-ruang publik seperti pendidikan, pekerjaan dan sekedar melakukan aktivitas di luar ruangan sendiri. Aturan itu menurutnya mengacu pada syariat islam versi interpretasi kelompok ini.

Tindakan Taliban yang disebut ingkar janji itu membuat komunitas internasional tak mengakui pemerintahan mereka, padahal sudah berjalan tujuh bulan.

(ans/asa)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top