Suara.com – Pemerintah berkali-kali menekankan bahwa vaksinasi dan protokol kesehatan adalah ‘duet maut’ dalam upaya mencegah infeksi Covid-19.
Namun nyatanya, masih banyak masyarakat yang enggan mendapatkan vaksinasi Covid-19 serta buruk dalam menerapkan protokol kesehatan atau prokes.
Lewat sebuah survei yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) di 24 provinsi ditemukan, sebanyak 35 persen populasi yang belum dan enggan divaksinasi memiliki skor Covid-19 Preventive Behavior Index (CPBI) atau tingkat perilaku pencegahan yang rendah.
“Skor CPBI yang rendah berarti perilaku pencegahan mereka jelek. Hal yang cukup mengkhawatirkan dan mengejutkan kami adalah justru mereka yang belum divaksin yang skor perilaku pencegahannya jelek.”
Baca Juga:
Pemkot Medan Bakal Terapkan Buku Panduan Aktivitas Natal dan Tahun Baru
“Kami bisa katakan hasil penelitian HCC menunjukkan orang Indonesia yang tidak mau dan belum divaksinasi Covid-19 justru mereka yang tindakannya tidak sesuai dengan prokes,” jelas peneliti HCC Dr. dr. Ray Wagiu dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11/2021).
Dalam survei tersebut, indeks skor CPBI diberikan dalam rentang 10-60.
Kebanyakan orang yang tidak taat prokes memiliki skor CPBI di bawah 50. Selain itu, mereka juga cenderung tidak memiliki kekhawatiran akan terinfeksi virus corona baru tersebut.
Sebaliknya, lanjut Ray, responden dengan skor CPBI mendekati 60, rata-rata khawatir akan terinfeksi Covid-19.
“Mereka yang memilih tidak mau divaksin dan belum divaksin, skor CPBI mereka rendah signifikan. Dari rentang 10 sampai 60, mereka hanya 48. Artinya mereka yang gak mau divaksin justru ogah-ogahan dalam menerapkan (prokes), tidak baik dalam melakukan pencegahan infeksi,” tuturnya.
Baca Juga:
Gelar Vaksinasi Covid-19 di Pamekasan, BIN: Animo Warga Semakin Tinggi
Menurut Ray, kebanyakan responden memilih enggan divaksinasi Covid-19 lantaran belum percaya dengan khasiat vaksin. Selain itu, mereka juga melihat orang masih bisa terinfeksi meski sudah disuntik vaksin.