Hasil jajak pendapat terbaru lembaga survei Indikator menunjukkan bahwa 66 persen responden tak mengetahui Indonesia memegang jabatan presidensi G20 pada 2022.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis pada hari ini, Rabu (8/6), total 66,8 persen responden tak mengetahui Indonesia mengemban tugas presidensi G20 tahun ini.
Dengan demikian, hanya 33,2 persen responden yang mengetahui Indonesia memegang keketuaan blok G20 pada 2022 ini.
Dalam survei ini, Indikator bertanya kepada 1.213 responden melalui telepon. Margin of error survei ini diperkirakan mencapai 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Indonesia sudah gembar-gembor mempromosikan presidensi G20 sejak tahun lalu. Pemerintah bahkan menunjuk selebritas Maudy Ayunda menjadi juru bicara presidensi G20 guna menjaring perhatian anak muda.
Dari 33,2 persen warga yang mengetahui Indonesia memegang keketuaan G20, sebanyak 56,1 persen responden ingin Indonesia tetap mengundang Rusia dalam KTT G20 meski di tengah kisruh invasi Ukraina.
Sementara itu, 20,5 persen sangat setuju dengan gagasan tersebut. Sebaliknya, 11 persen responden kurang setuju Rusia ikut serta dalam gelaran tersebut.
Dari keseluruhan responden, hanya 4,8 persen yang tidak setuju sama sekali, sementara 7,5 persen lainnya tidak menjawab.
Lebih jauh, 53 persen responden setuju Indonesia turut mengundang Ukraina jika Rusia memang hadir di gelaran tersebut.
Sebanyak 18,6 persen responden lainnya sangat setuju dengan gagasan tersebut. Namun, 12,7 persen responden kurang setuju, sementara 9,3 persen lainnya tidak setuju sama sekali.
Belakangan ini, Indonesia memang tengah menjadi sorotan sebagai pemegang jabatan presidensi G20 pada 2022, ketika invasi Rusia di Ukraina membara.
Indonesia menyatakan bakal tetap mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai kepala negara anggota G20 dalam konferensi tingkat tinggi yang bakal digelar di Indonesia akhir tahun ini.
Keputusan Indonesia ini menuai kritik dari sejumlah pihak, terutama negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
AS bahkan mengancam tak akan menghadiri rangkaian pertemuan G20 jika ada Rusia. Dalam sejumlah rapat di AS, beberapa negara Barat juga sudah menunjukkan protes dengan walk out.
Presiden AS, Joe Biden, lantas mendesak Indonesia untuk mengajak Ukraina ke KTT G20 jika memang tetap ingin mengundang Rusia.
(has)