Suara.com – Hasil studi terbaru mengenai gejala sisa infeksi Covid-19 atau long covid pada anak dan remaja telah dilaporkan oleh para peneliti di Inggris. Para ilmuwan itu mencatat adanya gejala yang menetap pada anak selama belasan minggu.
Penelitian dipimpin oleh Jon Izquierdo Pujol dari Institut Penelitian AIDS IrsiCaixa, Badalona, Spanyol dan dipublikasikan secara global pada 11 Mei 2022.
Dibagikan oleh dokter spesialis anak Prof. dr. Aman Pulungan, Sp.A(K). melalui media sosialnya, disebutkan bahwa long Covid yang terjadi pada anak dan remaja bisa terjadi selama minimal 12 minggu sejak tes positif pertama dengan mengalami satu gejala yang persisten.
“Di Inggris Raya diperkirakan 4,6 persen anak usia kurang dari 16 tahun yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala yang bertahan minimal 4 minggu sejak infeksi. Gejala yang paling sering, rasa lelah atau fatigue. Gejala lainnya, batuk, gangguan penciuman atau perasa, kesulitan tidur, sesak, sulit berkonsentrasi, dan nyeri otot,” tulis dr. Aman, dikutip suara.com, Kamis (19/5/2022).
Baca Juga:
Long Covid-19 Bisa Picu Gejala Malaise Pasca-Aktivitas, Apa Maksudnya?
Dokter Aman mengingatkan bahwa gejala-gejala tersebut dapat memengaruhi fungsi kehidupan sehari-hari bagi anak dan remaja. Juga bisa berlanjut setelah infeksi Covid-19 berakhir serta bisa berfluktuasi kambuh sewaktu-waktu.
Hingga saat ini, para ilmuwan belum bisa memastikan penyebab terjadinya long covid pada anak di bawah usia 16 tahun. Baru ada beberapa poin yang menjadi perkiraan penyebab.
“Diperkirakan ada kerusakan jaringan atau organ tubuh karena infeksi covid, infeksi imun yang tidak normal, adanya virus yang masih bertahan di tubuh, gangguan saraf indera karena infeksi antibodi yang tidak normal terhadap tubuh sendiri,” kata dr. Aman.
Meskipun kasus long covid pada anak dan remaja tidak sebanyak pada orang dewasa, mantan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengingatkan agar anak tetap harus dilindungi dari risiko infeksi.
“Dengan adanya pelonggaran pemakaian masker, pastikan anak agar tidak terinfeksi Covid-19,” pesannya.
Baca Juga:
Selain Orang Dewasa, Anak-anak Juga Berisiko Alami Long Covid-19