StreetScooter Diakuisi Odin Automotive, Menteri Bahlil Sindir Ahok?

StreetScooter Diakuisi Odin Automotive, Menteri Bahlil Sindir Ahok?

StreetScooter Diakuisi Odin Automotive, Menteri Bahlil Sindir Ahok?

Suara.com – Rencana pemerintah berinvestasi ke StreetScooter Engineering atau StSE lewat
Indonesia Battery Corporation (IBC) pupus sudah. Pasalnya, perusahaan produsen mobil listrik asal Aachen, Jerman itu kini jatuh ke tangah Odin Automotive.

StreetScooter sendiri pernah ramai diperbincangkan banyak orang di Tanah Air, salah satunya oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kala itu, Komisaris Utama PT Pertamina Persero ini bilang investasi ke StreetScooter hanya akan bikin keuangan negara rugi alias boncos.

Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ikut berkomentar terkait akuisisi yang dilakukan oleh Odin Automotive ini.

Baca Juga:
Tanggapi Kans Usung Ahok di Pilkada DKI 2024, Elite PDIP: Keputusannya Ada di Megawati

Bahlil sempat kecewa mengetahui kabar akuisisi ini, karena sebetulnya pemerintah sangat getol ingin mengakuisisi StreetScooter.

“Saya sudah mengecek StreetScooter di Jerman. Tapi kan oleh beberapa kelompok, dibilang investasi akan rugi. Aku tahu itu sudah diakuisisi oleh Singapura (salah satu pemegang saham besar Odin investor berbasis di Singapura, Djamal Attamimi),” kata Bahlil saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Potensi akuisisi yang seharusnya memberikan manfaat yang besar bagi negara terhadap industri kendaraan listrik, lanjut Bahlil lenyap begitu saja karena ada omongan miring dari orang tersebut.

Padahal, kata dia, StreetScooter merupakan perusahaan yang boleh dibilang cukup baik dalam memproduksi sejumlah kendaraan listrik.

“Jadi kita enggak tahu negara ini, kita paling gampang dipecah belah negara sendiri. Barang itu barang bagus. Kita dibilang bahwa ini rugi dan sebagainya. Belum kerja udah bilang rugi. Jadi kita terlalu banyak curiga.”

Baca Juga:
Ribuan Izin Tambang Dicabut, Menteri Investasi Babat Habis Pengusaha Nakal

“Ada yang bilang ini akan terjadi mark-up, apaan, kan transparan belinya. Singapura (jadinya) beli itu tuh, dan opsi itu sekarang enggak dikasih lagi ke kita,” sesal Bahlil.

Scroll to Top