Sering Gonta-Ganti Pasangan Bercinta? Wajib Tahu Infeksi Menular Seksual yang Mengintai dan Komplikasinya!

Sering Gonta-Ganti Pasangan Bercinta? Wajib Tahu Infeksi Menular Seksual yang Mengintai dan Komplikasinya!

Suara.com – Orang yang sering berganti pasangan seksual berisiko tinggi alami infeksi menular seksual (IMS). Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri, virus, maupun parasit yang menular saat melakukan hubungan seksual.

infeksi menular seksual juga bisa menyebabkan komplikasi apabila tidak diobati dengan baik. Bahkan komplikasi dari infeksi menular seksual bisa menyebabkan kanker dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya.

Diagnosis dan pengobatan dini menjadi kunci untuk mencegah komplikasi pada infeksi menular seksual.

Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) disebutkan bahwa sebagian infeksi menular seksual tidak memiliki gejala.

Baca Juga:
Jasijo Kritik Polda Jatim, Tiga Tahun Tak Mampu Menangkap Putra Kiai Jombang Tersangka Kekerasan Seksual

Ilustrasi parasit. [Shutterstock]
Ilustrasi parasit infeksi menular seksual. [Shutterstock]

Sehingga, satu-satunya cara untuk memastikan terinfeksi atau tidak dengan pemeriksaan laboratorium tertentu yang disarankan oleh dokter dokter kulit dan kelamin.

Berikut empat penyakit infeksi menular seksual yang berisiko dialami oleh seseorang yang sering berganti pasangan seks:

1. infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri

Salah satu infeksi menular seksual akibat bakteri merupakan klamidia atau gonorea. Infeksi tersebut berisiko komplikasi yang tinggi. Antara 10-30 persen perempuan yang terinfeksi infeksi menular seksual, kemungkinan besar akan menderita penyakit panggul. Karena infeksi ini biasanya menyebar ke organ reproduksi.

Radang panggul juga bisa menjadi cukup berat dan dapat menyebabkan sepsis hingga kematian, walaupun jarang terjadi.

Baca Juga:
Dituntut Hukuman Mati dan Kebiri Kimia, Predator Santriwati Masih Bisa Bercanda

Sekitar 10 hingga 20 persen penderita nyeri panggul dapat menghasilkan jaringan parut yang menyebabkan infertilitas, bersama dengan nyeri panggul kronis dan kehamilan ektopik (tuba).

Scroll to Top