loading…
Doktor Ilmu Pertahanan dan Geopolitik dari Universitas Pertahanan (Unhan) yang juga menjabat Sekjen DPP PDIP Dr. Hasto Kristiyanto. Foto/Ist
“Agar penjabaran terhadap seluruh falsafah dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara itu kita tidak dikooptasi oleh kepentingan kepentingan politik tertentu. Maka mau tak mau kita mempelajari spirit kelahiran Pancasila 1 Juni,” kata Sekjen DPP PDIP Dr. Hasto Kristiyanto pada Seminar Nasional ‘Meneguhkan Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa dan Dasar NKRI’ yang digelar Majelis Kridatama Pancasila di Yogyakarta, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Jangan Terlewat, Pendaftaran Beasiswa LPDP Tahap 2 Resmi Dibuka
Hasto yang juga Pembina Majelis Kridatama Pancasila menjadi pembicara kunci bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP ) Prof. Yudian Wahyudi. Ketua Umum Majelis Kridatama Hanief S. Ghafur dan Wakil Kepala BPIP Dr. Karjono pun ikut menjadi pembicara.
Hasto menyoroti bagaimana sekarang sesama anak bangsa mudah saling berantem dan mencela. Ini kemunduran dari spirit kebangsaan karena dulu Indonesia telah outward looking, melihat keluar dan tidak hanya jago kandang.
“Dalam situasi keterbatasan sumber daya saat itu, Indonesia bisa menggelar Konferensi Asia Afrika. Ke mana spirit itu sekarang? Tugas kita sekarang memiliki kemauan melihat keluar. Agar kita tidak menjadi bangsa yang berpikiran sempit,” harap Hasto.
Baca juga: 3 Mahasiswa UMM Lulus Kuliah Tanpa Skripsi berkat Film Dokumenter
Sementara itu, Yudian mengawali paparannya mengenai munculnya Salam Pancasila yang dipopulerkan oleh BPIP. Pada intinya, BPIP ingin memperkenalkan salam yang dibutuhkan dalam menjaga persatuan Indonesia tanpa mengganggu akidah.
Lalu, Yudian menyoroti bagaimana prestasi bangsa Indonesia di bawah kepemimpinan Bung Karno, di awal masa kemerdekaan, sebagai sebuah negara baru.
“Bangsa kita ini bangsa terbaik di muka bumi dalam konteks pembangunan negara baru. Bikin negara baru yang terbaik di muka bumi adalah bangsa Indonesia,” kata Yudian.