Sejumlah Negara Islam Bertemu di Pakistan, Bahas Krisis Afghanistan

Sejumlah Negara Islam Bertemu di Pakistan, Bahas Krisis Afghanistan
Jakarta, CNN Indonesia —

Utusan dari 57 negara Islam dan delegasi pengamat bertemu di Pakistan, Minggu (19/12) untuk membahas krisis kemanusiaan yang menimpa Afghanistan. Mereka juga menguji hubungan diplomatik dengan Taliban.

Pertemuan ini dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Bantuan penanganan yang diberikan untuk mengatasi krisis di Afghanistan akan diumumkan pada Minggu (19/12) sore, dikutip dari AFP.

Akibat pertemuan ini, ibu kota Pakistan ditutup (lockdown), dipagari dengan kawat berduri, dan kontainer penghalang jalan yang dijaga polisi dan tentara.

Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi turut hadir dalam pertemuan ini, bersama dengan delegasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, China, Rusia, dan Uni Eropa.

Pejabat Pakistan mengatakan bahwa ada 70 delegasi yang hadir dalam pertemuan ini.

Sejak Taliban berkuasa atas Afghanistan, aset dan bantuan senilai miliaran dolar dibekukan oleh komunitas internasional. Pembekuan ini turut menjadi salah satu penyebab krisis ekonomi di negara itu.




Members of Taliban sit on a military vehicle during Taliban military parade in Kabul, Afghanistan November 14, 2021. REUTERS/Ali Khara NO RESALES. NO ARCHIVESIlustrasi. Sejumlah negara Islam berkumpul untuk membahas bantuan dalam menangani krisis di Afghanistan. (REUTERS/STRINGER)

PBB kerap memperingatkan bahwa Afghanistan berada dalam ambang batas krisis kemanusiaan terparah di dunia, terlebih dalam aspek pangan, bahan bakar, dan uang kertas.

Sampai saat ini, masih belum ada negara dunia yang mengakui pemerintahan Taliban secara formal. Diplomat dunia kini berhadapan dengan masalah pemberian bantuan untuk ekonomi Afghanistan pun juga tak menjatuhkan kelompok Taliban.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah, Mahmood Qureshi mengatakan bahwa pertemuan ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat Afghanistan, dibandingkan kelompok tertentu.

Qureshi juga menuturkan ada perbedaan antara pengakuan dan keterlibatan terkait pemerintah baru Afghanistan ini.

“Biarkan kami mendorong mereka lewat persuasi, insentif, untuk bergerak ke arah yang benar,” kata Qureshi.

“Kebijakan pemaksaan dan intimidasi tidak berhasil. Jika berhasil, kami tidak akan berada dalam situasi ini,” tambahnya.

Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab merupakan tiga negara yang mengakui kepemimpinan Taliban sebelumnya pada 1996 sampai 2002.

(asr)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top