loading…
Sejarah berdirinya Universitas Trisakti yang dijuluki Kampus Pahlawan Reformasi. Foto/Dok/SINDOnews.
Tidak hanya di Webometrics, namun di pemeringkatan versi UniRank Universitas Trisakti juga masuk peringkat 72 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Universitas Trisakti terletak di Jalan Kyai Tapa No 1 Grogol, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Universitas Trisakti saat ini memiliki 18.110 mahasiswa aktif, 42 guru besar, 139 lektor kepala, dan 342 pengajar. Universitas Trisakti saat ini memiliki sembilan fakultas dan 46 program studi.
Baca juga: SNBP-SNBT Jadi Nama Seleksi Masuk PTN 2023, Apa Perbedaannya dengan SNMPTN dan SBMPTN?
Sembilan fakultas itu yakni Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan, serta Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Sejarah Pendirian
Dikutip dari laman resminya, Universitas Trisakti, merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 29 November 1965 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 014/dar tahun 1965 yang ditandatangani oleh Dr. Sjarif Thajeb. Tanggal 29 November ini kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran Universitas Trisakti.
Proses kelahiran Universitas Trisakti diawali dengan dihancurkannya Universitas Respublika pada masa tahun 1965 karena dianggap terlibat dalam pergerakan Partai Komunis Indonesia pada bulan September 1965. Dari puing – puing Respublika itulah dibangun Universitas Trisakti.
Peran Soekarno dalam Pemberian Nama
Nama Universitas Trisakti diberikan oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu. Makna Trisakti diambil dari pidato Dr. Ir. Soekarno, yaitu berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Landasan inilah yang menjadi tonggak upaya Universitas Trisakti untuk ikut mencerdaskan anak bangsa dalam berbagai aspek, seperti kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kepekaan sosial terhadap sesama, memacu kearifan dan keadilan.