Suara.com – Film Ben & Jody diklaim dapat dinikmati terpisah meski tak menonton Filosofi Kopi seri satu dan dua. Sebab, film ini merupakan pengembangan cerita dari sebelumnya.
“Ben & Jody ini tanda dari petualangan mereka yang baru. Jadi kalau enggak nonton Filosopi Kopi sebelumnya enggak apa-apa, karena berbeda,” kata sutradara Ben & Jody, Angga Dwimas Sasongko, dalam jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/1/2022).
Menurut Angga, Ben & Jody masih dalam proses penggarapan saat Glenn Fredly meninggal dunia pada 8 April 2020. Sebelumnya, Angga menulis film ini bergenre komedi, bukan laga.
“Saat menulis film ini, Bung (Glenn) meninggal. Tadinya film ini buatnya agak komedi. Maunya lucu-lucuan. Terus proses kreatifnya berubah drastis ketika Bung meninggal,” ujar Angga Dwimas Sasongko.
Baca Juga:
Ide Bikin Ben dan Jody, Glenn Fredly Ingin Film Action yang Punya Pesan
Menurut Angga, masa-masa tersebut adalah masa duka yang membuat bingung film mau dibawa ke arah mana. Sebab, kabar Glenn Fredly meninggal begitu mendadak.
“Itu masa yang paling membingungkan di hidup saya. Saya masih live IG sama Bung tuh empat hari sebelum beliau meninggal,” imbuh Angga Dwimas Sasongko.
Padahal, ia dan Glenn Fredly bersama Chicco Jerikho mengenbangkan ide cerita bersama awalnya. Tak disangka, Glenn memendam sakit yang luar biasa.
“Dia adalah orang yang enggak mau kelihatan sulit di antara orang. Enggak ada yang tahu dia sakit, setelah dia mendadak meninggal tuh saya hidup kayak orang bego tiga bulan,” tutur lelaki 36 tahun ini.
Pada akhirnya, melanjutkan penulisan Ben & Jody menjadi proses healing bagi Angga Dwimas Sasongko, Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Kemudian, mengingat pesan Glenn Fredly untuk membuat film laga yang memiliki “isi” penulisan pun diubah.
Baca Juga:
Beradegan Mesra dengan Reza Rahadian, Begini Kompromi Putri Marino dan Chicco Jerikho
“Makanya nama penjahatnya Gele, Ncek, Tubir, itu masih ada sisa lucu-lucuannya. Tapi kan Bung (Glenn) mau bikin film action yang Indonesia banget dan yang lebih penting, enggak sekedar pembunuh bayaran dan robot-robotan,” kata Angga Dwimas Sasongko.