Harga saham induk perusahaan Facebook dan Instagram, yakni Meta Platforms, terpuruk hingga 26 persen. Akibatnya, aset atau kekayaan CEO Mark Zuckerberg pun menyusut bahkan mencapai US$30 miliar atau setara Rp430 triliun.
Dilansir CNN Business, Jumat (4/2), saham Meta Platforms jatuh karena kinerja keuangan kuartal keempat tahun lalu yang tak sesuai ekspektasi. Penurunan performa bisnis dikarenakan kompetisi bisnis yang semakin ketat.
Pengguna aktif harian Facebook di AS dan Kanada turun dibandingkan kuartal sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, penurunannya cukup signifikan. Sementara, pengguna aktif TikTok, pesaing Facebook malah meningkat tajam.
Dalam waktu singkat, kapitalisasi pasar saham Meta pun amblas US$230 miliar atau setara Rp3.300 triliun. Hal ini dikarenakan aksi jual pelaku pasar terhadap saham Meta.
Tak cuma saham Meta, saham-saham teknologi AS pun jatuh. Pelaku pasar menyebut kejadian ini sebagai fenomena tech bubble seperti dua dekade silam.
Pemicunya, rencana bank sentral AS, The Fed, menaikkan suku bunga acuan. Diketahui, saham-saham teknologi sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter.
Pelaku pasar percaya kenaikan suku bunga akan mempengaruhi strategi bertumbuh yang selama ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi.
(tdh/bir)
