Rusia Sebut Tangkap Tiga Mata-mata Ukraina

Rusia Sebut Tangkap Tiga Mata-mata Ukraina

Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Keamanan Rusia (FSB) mengklaim telah menangkap tiga mata-mata asal Ukraina. Salah satu yang ditangkap dituduh merencanakan serangan teroris di tengah ketegangan yang meningkat antara Kiev dan kelompok separatis pro-Rusia pada Kamis (2/12).

Namun, FSB tak memberikan informasi lebih lanjut soal dimana dan kapan mereka menangkap para mata-mata itu.

Badan itu mengatakan dua dari mata-mata yang ditangkap merupakan badan keamanan Ukrainian (SBU). Mereka dilaporkan sebagai anak dan ayah.

“(Mereka) bepergian ke Rusia untuk mengumpulkan informasi, dan mengambil foto dan video dari perusahaan dan objek infrastruktur transportasi yang penting,” demikian menurut FSB seperti dikutip AFP.

Kedua orang itu mengaku telah direkrut oleh SBU, kata FSB, yang menawari mereka bayaran US$10 ribu atau setara Rp143 juta.

Orang Ukraina ketiga, yang berencana melakukan serangan, direkrut dan bertindak atas instruksi seorang perwira tinggi intelijen Ukraina, kata FSB.

“Serangan itu rencananya akan dilakukan dengan meledakkan dua alat peledak yang memiliki total berat 1,5 kilogram,” demikian pernyataan FSB.

Saat ditangkap, ia membawa alat penghancur dalam perjalanan ke tempat kejadian perkara. Namun, hal tersebut tsk menentukan di mana atau kapan serangan itu akan terjadi.

Pengumuman penangkapan itu muncul di tengah ketegangan antara separatis pro-Rusia dengan Ukraina di dekat perbatasan negara itu.

Ketegangan itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Amerika Serikat mengklaim memiliki bukti bahwa Moskow berencana menyerang Ukraina musim dingin ini.

Kiev dan sekutu Baratnya, NATO, mengatakan Rusia telah mengirim pasukan dan peralatan militer melintasi perbatasan untuk mendukung kelompok separatis.

Namun, Rusia membantah tuduhan itu. Mereka justru mengatakan Ukraina telah mengerahkan setengah pasukannya di dekat zona konflik, Donbass.

Donbass terletak 877 kilometer dari tenggara Ibu Kota Ukraina, Kiev.

Separatis pro-Rusia merebut wilayah itu pada 2014 tak lama setelah Moskow mencaplok Krimea dari Ukraina.

Kasus mata-mata meningkat di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah hubungan dengan Barat memburuk usai aneksasi Krimea.

Banyak kasus yang menyangkut Ukraina, tetapi beberapa juga terkait dengan anggota Uni Eropa seperti Polandia dan negara-negara Baltik.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top