Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang menyatakan ingin melihat pakaian dan sepatu ‘Made in North Korea‘ di rak-rak toko usai Duta Besar Moskow mengunjungi pameran pakaian wanita yang sedang digelar di Pyongyang.
Keinginan itu terungkap lewat unggahan Facebook pada Minggu (6/11). Dalam unggahan itu, kedutaan mengaku terkesan dengan Pameran Pakaian Wanita Korea Utara 2022.
Kedutaan pun menyatakan yakin bahwa ada potensi produksi tinggi untuk membuat ‘pakaian modern berkualitas tinggi yang memenuhi selera pasar’.
“Kami berharap seiring berjalannya waktu kami dapat melihat produk dengan merek ‘Made in North Korea’ di rak-rak toko Rusia,” tulis kedutaan dalam unggahan Facebook, seperti dikutip NK News, Senin (7/11).
Meski begitu, kepada media Ria Novosti, staf kedutaan mengatakan bahwa kerja sama dengan Korut mesti sesuai dengan resolusi dewan keamanan PBB (UNSC).
UNSC pada 2017 sendiri melarang negara-negara mengimpor produk tekstil Korea Utara sebagai bagian dari sanksi atas program senjata nuklir Pyongyang.
“Tugas kedutaan adalah memastikan bahwa semua hubungan ini sesuai dengan ketentuan hukum yang diajukan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata staf kedutaan.
Menjaga Ekonomi Korut
Terkait ketertarikan ini, seorang ahli hubungan Rusia-Korut, Anthony Rinna, mengatakan bahwa pernyataan Rusia tersebut semata-mata untuk menjaga ekonomi Korea Utara tetap bertahan.
Ia juga mengatakan ketertarikan untuk mengimpor pakaian itu juga kemungkinan dampak dari sanksi internasional terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
“Jika Rusia dapat memberikan arti penting pada produk Korea Utara sebagai simbol pembangkangan terhadap Barat, itu mungkin akan saling menguntungkan bagi Korea Utara dan Rusia,” kata Rinna kepada NK News.
“Korea Utara mungkin mendapatkan lebih banyak arus masuk uang, dan Rusia mungkin dapat menggantikan beberapa produk yang tidak dapat diperoleh (dengan mudah) dari Barat melalui Korea Utara,” lanjut dia.
Hubungan antara Korut dan Rusia belakangan menguat dalam beberapa bulan terakhir. Pyongyang diketahui membantu Moskow dalam invasinya ke Ukraina.
Pekan lalu, Rusia juga mengirim kereta yang membawa 30 kuda ras melintasi perbatasan Korut menggunakan kereta api pertama antar negara sejak awal 2020.
(blq/asa)