Penasihat untuk Wali Kota Mariupol, Petro Andriushchenko, mengatakan pasukan Rusia sudah mengumumkan akan menutup akses masuk dan keluar kota pada Minggu (17/4). Orang-orang yang masih ada di kota di timur Ukraina ini akan ‘disaring’.
Andriushchenko mengatakan dalam saluran Telegram pada Minggu bahwa Rusia sudah memulai menerapkan sistem perizinan untuk pergerakan warga.
Dia juga mengunggah foto yang menunjukkan antrean penduduk yang ingin mendapatkan izin tersebut.
“Ratusan warga harus berbaris untuk mendapatkan izin, tanpa itu akan mustahil bukan hanya untuk bergerak di antara distrik kota, tetapi juga keluar ke jalan mulai minggu depan,” kata dia seperti diberitakan CNN.
Dalam pernyataan berbeda pada Sabtu, Andriushchenko bilang pasukan Rusia mengumumkan akan ‘menutup jalur masuk/keluar untuk semua orang mulai Minggu, tetapi akan ada juga larangan pergerakan di sekitar distrik selama seminggu’.
Menurut Andriushchenko, berdasarkan informasi di dalam kota, pria akan menjadi objek ‘penyaringan’ yang akan direlokasi untuk diperiksa pasukan Rusia.
CNN menjelaskan tak bisa mengonfirmasi independen klaim Andriushchenko, yang tidak berada di Mariupol tetapi mengumpulkan informasi dari orang-orang yang berada di sana.
Rusia sebelumnya sudah memberi ultimatum kepada pasukan Ukraina yang masih bertahan di Mariupol agar menyerah. Ultimatum ini diketahui telah diabaikan.
Kementerian Pertahanan Rusia lantas menyatakan akan ‘mengeliminasi’ tentara perlawanan yang masih bertahan di Mariupol.
(fea)