Ribuan orang di dekat Gunung Taal di Filipina mengungsi usai gunung berapi itu meletus hebat pada Sabtu (26/3) pagi.
Gunung berapi Taal, yang terletak di sebuah danau indah di selatan Manila, meletus hebat pukul 07:22 waktu setempat, menurut Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina dalam sebuah pernyataan mengutip AFP.
Ahli memperingatkan akan terjadi letusan susulan, yang dapat memicu aliran gas, abu dan puing vulkanik yang berbahaya dan bergerak cepat, serta tsunami.
Letusan awal diikuti aktivitas freatomagmatik yang mengeluarkan gumpalan awan panas sejauh 1.500 meter (4.900 kaki) ke udara.
“Baunya sangat menyengat dan saya kesulitan bernapas,” kata Cornelia Pesigan (25).
Menurut seismolog, Princess Cosalan letusan freatomagmatik terjadi ketika batuan cair bersentuhan dengan air bawah tanah atau permukaan, fenomena ini seperti menuangkan “air ke panci panas”.
Cosalan mengatakan abu vulkanik dan uap panas telah mereda dalam beberapa jam setelah ledakan awal, namun sensor di dekat lokas terus mendeteksi gempa vulkanik dan letusan lain.
Kepala badan geologi, Renato Solidum, mengatakan aktivitas letusan lebih lemah dari erupsi yang terjadi pada Januari 2020, ketika Taal melepaskan abu setinggi 15 kilometer dan memuntahkan lahar panas.
Erupsi saat itu telah menghancurkan sejumlah rumah warga, membunuh ternak dan mencatat puluhan ribu orang mengungsi.
Usai erupsi Gunung Taal, polisi setempat melarang setiap orang mendekati zona berisiko tinggi. Sementara otoritas penerbangan memperingatkan maskapai penerbangan dan pilot tentang potensi bahaya dari abu vulkanik di atmosfer.
(AFP/mik)