Invasi Rusia di Ukraina sudah berlangsung sebulan. Berbagai dialog pun terus diupayakan antara kedua negara guna mengakhiri peperangan.
Namun, serangkaian dialog yang telah berlangsung masih belum membuahkan hasil. Rusia juga masih terus menggempur sejumlah wilayah di Ukraina terlepas dari laporan yang menyebut pergerakan mereka mulai melambat akibat krisis logistik dan komando.
Berikut rangkuman situasi terkini Rusia vs Ukraina, Sabtu (26/3) pagi:
Pasukan Chechen Pro-Rusia Klaim Duduki Balai Kota Mariupol Ukraina
Pemipin pasukan Chechen,Ramzan Kadyrov, mengatakan pasukannya di Ukraina telah menguasai Balai Kota Mariupol di tenggara dan mengibarkan bendera Rusia.
Kadyrov mengatakan capaian itu diumumkan pasukannya melalui jalur radio kepada seorang anggota parlemen Rusia, Adam Delimkhanov.
“Pasukan telah mengirim radio untuk mengatakan bahwa mereka membebaskan gedung otoritas Mariupol dan mengibarkan bendera kami di atasnya,” kata Kadyrov melalui sebuah video yang dirilis di akun Telegramnya pada Kamis (24/3).
Ukraina Rebut Distrik Dekat Timur Kyiv dari Tentara Rusia
Pasukan Ukraina mengklaim berhasil merebut distrik Lukyanovka dekat timur Kyivdari tentara Rusia menyusul pertempuran yang semakin sengit di beberapa titik sekitar ibu kota, Kamis (24/3).
Sebulan sudah diinvasi, pasukan Ukraina dilaporkan mulai leluasa melancarkan serangan balasan dan merebut sejumlah wilayah dari tentara Rusia.
Melalui video yang tersebar di media sosial dan dikonfirmasi secara geolokasi oleh CNN, pasukan Ukraina berhasil memukul mundur tentara Rusia di Lukyanovka yang berjarak 55 kilometer dari timur Kyiv.
Pasukan Rusia bergerak merangsek distrik tersebut sejak pekan kedua Maret.
Jorjoran di Ukraina, Putin Disebut Bakal Bernasib Sama dengan Hitler
Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menggunakan kekuatan besar-besaran dalam melancarkan invasi ke Ukrainadianggap akan bernasib sama dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Pengamat dari Universitas Gadjah Mada, Muhadi Sugiono, mengatakan bahwa penggunaan kekuatan Putin terlalu agresif, sama dengan pasukan Hitler.
“Kekuatan yang sangat besar sering kali akhirnya jatuh karena dia terlalu agresif. Itu dulu kasus Hitler, Napoleon (Bonaparte), mereka jatuh karena setelah melakukan ekspansi,” kata Muhadi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/3).
Pernyataan Muhadi merujuk pada saat Hitler menjadi Kanselir Jerman dan berambisi ekspansi ke Eropa Timur pada 1941.
Rusia Klaim Hancurkan Situs Bahan Bakar Militer Terbesar Ukraina
Rusia mengklaim berhasil menghancurkan situs penyimpanan bahan bakar militer terbesar di Ukraina menggunakan rudal jelajah.
“Pada 24 Maret malam, rudal jelajah berbasis laut presisi tinggi Kalibr menyerang pangkalan bahan bakar di desa Kalynivka dekat Kyiv,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip AFP, Jumat (25/3).
Kemhan Rusia menyatakan, situs yang mereka hancurkan itu memasok bahan bakar bagi pasukan di bagian tengah Ukraina.
Rusia Tak Peduli jika Didepak dari G20: Tidak Akan Terjadi Hal Buruk
Rusia tak peduli jika didepak dari keanggotaan G20. Menurut Rusia, tak akan ada hal buruk yang terjadi bila mereka benar-benar keluar dari blok itu.
“Format G20 penting, tetapi dalam situasi saat ini, ketika sebagian besar peserta berada dalam keadaan perang ekonomi dengan kami, tidak ada hal buruk yang akan terjadi,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov melontarkan pernyataan ini tak lama setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa Rusia seharusnya didepak dari G20.
Roket Rusia Hantam Markas Angkatan Udara Ukraina
Pusat komando Angkatan Udara militer Ukraina di kota Vinnytsia dihantam rudal Rusia pada Jumat (25/3). Belum diketahui pasti soal korban akibat serangan tersebut.
Mengutip AFP, rudal menghantam bangunan hingga terjadi kerusakan serius.
“Hari ini sekitar 16.30 waktu setempat Rusia melancarkan serangan rudal ke wilayah komando Angkatan Udara di Vinnytsia,” mengutip pernyataan militer Ukraina seperti diberitakan AFP.
(tim)