Ancaman gelombang ketiga Covid-19 pascamomentum libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 perlu diwaspadai setelah pemerintah mengumumkan temuan kasus pertama varian Omicron di Indonesia.
Pascakasus Omicron terkonfirmasi, Presiden Jokowi kemudian mengimbau agar masyarakat dapat menahan diri untuk tidak bepergian keluar negeri, termasuk di dalamnya para pejabat-pejabat negara.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut:
Kasus Omicron Pertama di Indonesia
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Kasus awal tersebut terdeteksi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan pada Rabu (15/12).
“Saya ingin menginformasikan perkembangan terbaru. Kemenkes tadi malam mendeteksi pasien inisial N terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember 2021. Data-data sudah kami konfirmasi, dan ini sudah data sequencing omicron,” kata Budi kepada wartawan, Kamis (16/12).
Setelah itu, pemerintah pun memutuskan untuk mengunci atau lockdown Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta usai penemuan virus Corona varian Omicron dari salah satu petugas kebersihan.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan lockdown dilakukan sebagai langkah antisipasi. Pemerintah ingin mencegah penyebaran Omicron.
“Pemerintah saat ini melakukan langkah-langkah mitigasi dengan melakukan lockdown atau penguncian di beberapa tower Wisma Atlet agar varian ini tidak menyebar luas,” kata Jodi lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis.
Budi mengatakan sejauh ini belum ditemukan penularan komunitas Covid-19 varian Omicron usai satu kasus terdeteksi di RSDC Wisma Atlet.
Namun, secara terpisah Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menduga varian Covid-19 Omicron sudah menyebar di Indonesia sejak beberapa waktu lalu. Pandu mengatakan, pendapatnya itu didasari oleh latar belakang pasien yang tidak memiliki rekam jejak perjalanan dari luar negeri.
Jokowi Imbau Masyarakat Tidak Keluar Negeri
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghimbau masyarakat menahan diri bepergian keluar negeri usai varian Covid-19 Omicron terdeteksi di Indonesia. Jokowi juga meminta pejabat-pejabat negara tak melancong ke negara lain.
“Saya minta seluruh warga dan pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian keluar negeri, paling tidak sampai situasi reda,” kata Jokowi lewat Youtube Sekretariat Negara, Kamis.
Selain itu, Jokowi mengumpulkan kepala daerah mulai dari gubernur, bupati, wali kota untuk membahas membahas percepatan vaksinasi virus corona (Covid-19). Kapolda dan Panglima Kodam pun turut dipanggil untuk membahas hal yang sama.
“Tadi Bapak Presiden mengundang Pangdam, Kapolda, gubernur, bupati dan wali kota se-Indonesia untuk percepatan vaksinasi, karena sekarang yang belum divaksin semakin sedikit, tapi juga lokasi makin di pinggiran, makin di pelosok,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada wartawan, Kamis.
Pemerintah Belum Ubah Aturan Nataru
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah belum berencana mengubah kebijakan selama periode Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru) usai virus Covid-19 varian Omicron terdeteksi di RSDC Wisma Atlet Pademangan, Jakarta.
Namun, kata Moeldoko, pemerintah akan meningkatkan testing, tracing, serta mempercepat vaksinasi untuk mencegah penyebaran varian Omicron semakin meluas. Terlebih saat ini program vaksinasi anak 6-11 tahun sudah berjalan.
“Saya pikir kebijakan Nataru sementara berjalan seperti itu. Nanti, kalau ada hal-hal khusus pasti ada langkah khusus oleh pemerintah. Kita lihat perkembangannya,” kata Moeldoko di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (16/12).
Capaian Dosis Vaksin RI
Capaian vaksinasi covid-19 di Indonesia per Kamis (16/12) Pukul 12.00 WIB tercatat, setidaknya 149.205.571 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, baru 105.238.121 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang, baru 71,64 persen saja yang sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 50,13 persen.
(tfq/kid)