Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Kyiv atas kegagalan evakuasi warga sipil dari kota Mariupol, Ukraina yang dikelilingi oleh pasukan Rusia.
Hal itu disampaikan Putin dalam pembicaraan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Minggu (6/3).
Dikutip dari AFP, Putin “menarik perhatian pada fakta bahwa Kyiv masih belum memenuhi kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kemanusiaan akut ini,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Putin mengatakan “nasionalis Ukraina” mencegah warga sipil dan warga asing meninggalkan kota pelabuhan Mariupol dan tetangganya Volnovakha pada Sabtu meskipun ada pengumuman gencatan senjata.
“Dan jeda dalam permusuhan sekali lagi hanya digunakan untuk membangun kekuatan dan sarana di posisi mereka,” kata Putin kepada Macron.
Putin juga meyakinkan Macron tentang “keamanan fisik dan nuklir” dari pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang direbut oleh pasukan Rusia.
Dia juga mengatakan pasukan Rusia mengendalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl Ukraina, yang terbungkus dalam sarkofagus raksasa setelah ledakan pada 1986 — kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah.
“Semua ini dilakukan untuk mengecualikan kemungkinan provokasi yang penuh dengan konsekuensi bencana oleh neo-Nazi atau teroris Ukraina,” tambah Kremlin.
Menurut Elysee, kedua pemimpin berbicara selama satu jam 45 menit.
Sebelumnya, Kepala Administrasi Wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko menyebut pihaknya belum bisa mengevakuasi warga sipil dari Kota Mariupol karena Rusia masih terus menembaki wilayah tersebut. Warga sipil yang terkepung belum bisa meninggalkan kota.
“Konvoi evakuasi dengan penduduk lokal tidak pernah bisa meninggalkan Mariupol hari ini: Rusia mulai mengumpulkan kembali pasukan mereka dan menembaki kota dengan berat. Sangat berbahaya untuk mengevakuasi orang dalam kondisi seperti itu,” kata Kyrylenko.
(AFP/fra)