Suara.com – Mencintai diri sendiri atau self love merupakan salah satu cara terbaik merawat dan menyembuhkan gangguan kesehatan mental. Dalam praktik populer saat ini, self love juga bagian dari upaya healing atau penyembuhan.
Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan saat PPKM Darurat, sebanyak 24,7 persen kelompok usia 17 hingga 30 tahun menjadi lebih mudah marah, 16 persen takut berlebihan, dan 24,7 persen sering merasa cemas.
Bisa dibayangkan, nyaris seperempat anak muda dan penduduk usia produktif Indonesia punya masalah emosi menjadi mudah marah dan sering merasa cemas.
Inilah mengapa menurut Psikolog Klinis Tara de Thouars, self love perlu dilakukan untuk mengatasi trauma dan emosi negatif di masa lalu.
Baca Juga:
Ulasan Novel Kim Ji-yeong, Praktik Misoginis di Korea Selatan
“Mencintai diri sendiri atau self-love adalah perjalanan seumur hidup yang mampu membuat seseorang selalu merasa berharga, dalam menghadapi keadaan dan kesulitan seperti apapun bentuknya. Self-love juga dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi masalah dengan solusi terbaik,” ujar Tara mengutip siaran pers Allianz Indonesia, Selasa (5/4/2022).
Selain itu, menurut Tara, self love juga punya berbagai manfaat lain seperti tidak mudah stres, mampu bertanggung jawab terhadap semua hal yang telah dilakukan, dan terhindar dari penyakit.
Termasuk self love juga bisa membuat pelakunya memiliki kepercayaan diri lebih besar sehingga mampu mengeluarkan potensi diri yang dimiliki, serta meningkatkan motivasi untuk diri sendiri dan orang lain.
Meski begitu, Tara mengakui perkara mencintai diri sendiri memang sulit dilakukan, karena jika dilakukan secara berlebihan malah bisa membuat pelakunya bersikap egois atau mementingkan diri sendiri dibanding orang lain tanpa pengecualian.
Padahal mencintai diri sendiri, berarti orang tersebut mampu mengontrol sisi negatif dan positif yang ada pada dirinya dengan seimbang. Untuk itu masyarakat perlu mengetahui perbedaan self love dengan menjadi selfish atau egois.
Baca Juga:
5 Bahaya Overthinking Bagi Kesehatan dan Bagaimana Cara Tepat Menghentikannya
“Hal ini akan memberikan seseorang keseimbangan antara sikap selfish atau egois dan sikap selfless atau memprioritaskan orang lain,” jelas Tara.
Mencegah hal ini, sebaiknya menerapkan self love dengan terus berlatih melihat masalah lebih luas, memperhatikan kelebihan dan kekurangan diri, dan menyesuaikan antara keinginan dengan realita.
Self love perlu bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki, luangkan waktu rutin lakukan hal yang disukai, mengapresiasi diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih, dan berupaya untuk selalu berpikir positif.
Cara terbaik mencegah self love lebih terkontrol juga harus dilakukan dengan menghindari pertemanan dan lingkungan toxic, serta menjaga kesehatan dengan tidak mengonsumsi makanan yang tidak sehat.