Profil Haruna Soemitro, Exco PSSI yang Berani Kritik Shin Tae-yong

Profil Haruna Soemitro, Exco PSSI yang Berani Kritik Shin Tae-yong

loading…

Profil Haruna Soemitro, Exco PSSI yang Berani Kritik Shin Tae-yong. Foto: IST

Nama Haruna Soemitro saat ini ramai diperbincangkan pecinta sepak bola di Indonesia. Haruna disorot netizen hingga memicu tagar #HarunaOut karena melempar kritik pada Shin Tae-yong .

Haruna yang menjabat direktur Madura United itu menyebut bahwa komunikasi antara PSSI dengan pelatih berpaspor Korea selatan itu mencapai jalan buntu atau deadlock. Bahkan Haruna mengatakan kalau Shin Tae-yong bukanlah sosok yang istimewa.

Baca Juga: Beranda Sports Bola Tagar HarunaOut Trending di Media Sosial, Netizen Sarankan Jadi Petani

Sebab, prestasi yang dia berikan sama saja dengan pelatih Timnas Indonesia sebelum-sebelumnya yang juga gagal meraih trofi Piala AFF sehingga hanya keluar sebagai runner-up.

Terlepas dari itu, tentu kita ingin tahu bagaimana rekam jejak Haruna di sepak bola Indonesia. Yang mana sebenarnya, dia bukanlah orang baru di olahraga sepak bola.

Haruna memulai kiprahnya di ranah sepak bola bersama Persebaya Surabaya pada 2003 silam. Kala itu, dia menjabat sebagai manajer tim berjuluk Bajul Ijo.

Kemudian kariernya kian menanjak. Pada tahun 2004, Haruna ditunjuk sebagai manajer tim sepak bola PON Jawa Timur. Berkat tangan dinginnya, dia berhasil mengantarkan tim sepak bola PON Jawa Timur meraih medali emas saat gelaran tersebut berlangsung di Palembang.

Atas kontribusinya itu, Haruna mendapat jabatan sebagai ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Timur. Singkat kata, dia terpilih sebagai anggota Exco PSSI pada 2019 lalu.

Lalu hingga kini, dirinya juga masih menjabat sebagai direktur klub Madura United. Jadi, jika melihat rentetan rekam jejaknya itu, dia bukanlah orang baru di dunia sepak bola Indonesia.

Sebelumnya ramai diberitakan, dalam sebuah podcast, Haruna menyebut bahwa prestasi yang paling penting dalam sepak bola. Dalam pernyataannya, dia juga menyebut bahwa proses untuk menggapai prestasi itu tidak penting.

“Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apapun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi,” kata Haruna soal hasil di Piala AFF 2020.

(sto)

Scroll to Top