Pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan menyebut tingkat hunian hotel di Makassar sudah mencapai 65 persen pada tahun ini. Ini naik dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 18 persen.
Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan kenaikan terjadi sejak kebijakan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 diterapkan di wilayah tersebut. Meski demikian, kenaikan masih belum merata dan fluktuatif.
“Okupansi di Makassar belum merata masih timbul tenggelam bagaikan kapal selam. Kadang bisa capai 65 persen, tapi bisa juga turun langsung 35 persen. Akan tetapi, pergerakan itu sangat dinamis. Ketimbang 2020 kemarin yang flat 17 persen atau 18 persen,” ujarnya, Kamis (18/11).
Anggiat juga mengatakan bahwa dari pertumbuhan yang dinamis ini membawa harapan untuk usaha perhotelan yang lebih baik di tahun 2022 mendatang.
Lebih lanjut, Anggiat khawatir dengan rencana pemerintah memberlakukan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia yang terhitung sejak 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Ia mengakui kebijakan itu dilakukan untuk mengontrol pandemi covid-19 supaya tidak meledak lagi sebagaimana pernah terjadi pada musim libur panjang tahun kemarin.
Namun menurutnya, kebijakan itu kurang tepat. Pasalnya, itu akan berdampak pada sektor pariwisata termasuk kunjungan ke hotel dan restoran.
Maklum, menjelang akhir tahun dan awal tahun baru, hotel dan restoran biasanya kebanjiran tamu.
“Pasti berdampak, karena penghujung tahun biasanya ada panen raya bagi hotel dan restoran dengan paket akhir tahun,” ungkapnya.
(mir/mrh)