Gedung Putih Amerika Serikat menuntut Beijing untuk membuktikan keberadaan bintang tenis China Peng Shuai yang dikabarkan menghilang setelah ia membuka kasus kekerasan seksual yang dialami.
Gedung Putih juga bergabung dengan seruan yang
Sebelumnya, Peng, mantan juara Wimbledon dan French Open, membuat pengakuan mengejutkan di akun media sosial China, Weibo, bahwa dia pernah dipaksa berhubungan seksual oleh mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, Selasa (2/11) lalu.
Peng lantas menghapus unggahannya itu 30 menit setelah rilis. Meski begitu, berbagai tangkapan layar pernyataannya tetap tersebar luas di media sosial bahkan menjadi perhatian internasional.
Setelahnya, Peng tak lagi muncul ke publik sejak skandal tersebut. Pemberitaan soal kasus Peng pun dilaporkan hilang di media sosial China.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menanyakan keberadaan Peng dan meminta China membuktikan keberadaan mantan petenis kelas dunia tersebut.
“Penting untuk memiliki bukti keberadaan dan kesejahteraannya (Peng) dan kami akan mendesak agar ada penyelidikan dengan transparansi penuh atas tuduhan serangan seksualnya,” kata Liz Throssell, juru bicara komisi HAM PBB tersebut kepada wartawan di Jenewa pada Jumat (19/11), seperti dilaporkan Reuters.
“Menurut informasi yang tersedia, Peng, mantan petenis ganda nomor satu dunia, belum terdengar ke publik sejak dia membeberkan mengalami pelecehan seksual di media sosial,” papar Throssell menambahkan.
Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB menyerukan penyelidikan yang sepenuhnya transparan terhadap klaim mantan juara Grand Slam itu terhadap Gaoli.
Throssell mengatakan seringkali sangat sulit bagi korban kekerasan seksual untuk menyampaikan tuduhan mereka.
“Sehubungan dengan kasus Peng Shuai, kami menyerukan penyelidikan dengan transparansi penuh atas tuduhan penyerangan seksualnya,” katanya.
(cfd/eks)