Suara.com – Kusta telah ditemukan pada kelompok simpanse liar untuk pertama kalinya.
Para peneliti telah membagikan gambar mengejutkan kera dengan benjolan di wajah mereka.
Kasus telah dikonfirmasi di antara dua populasi simpanse Afrika Barat yang tidak berhubungan, di Guinea-Bissau dan Pantai Gading.
Menurut para ilmuwan dari Pusat Ekologi dan Konservasi, Universitas Exeter, strain kusta berbeda dan tidak umum seperti yang ada pada manusia.
Baca Juga:
Ilmuwan Harvard Sebut Penuaan Adalah Penyakit dan Bisa Disembuhkan, Bagaimana Caranya?
Sementara asal-usul infeksi tidak jelas, para ilmuwan mengatakan, penyakit itu mungkin beredar di lebih banyak hewan liar daripada yang diduga sebelumnya.
Ini bisa jadi akibat paparan manusia atau sumber lingkungan lain yang tidak diketahui, tambah mereka.
Manusia dianggap sebagai inang utama bakteri Mycobacterium leprae, penyebab penyakit kusta, tetapi ‘tumpahan’ ke mamalia lain terjadi.
Ini telah dikendalikan pada manusia dengan antibiotik sejak tahun 1980-an dan para peneliti pernah berpikir itu telah musnah di dunia hewan.
Namun dalam dua dekade terakhir, para ilmuwan telah menemukannya menyebar di tupai merah di Inggris dan armadillo di Amerika, dan sekarang, simpanse liar.
Baca Juga:
Lagi, WHO Buat Tim Cari Asal-usul Virus Corona
Kusta adalah penyakit menular pada kulit dan saraf yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kelainan bentuk dan kebutaan.