loading…
Psikolog Universitas Airlangga Tiara Diah Sosialita SPsi, Msi. Foto/Istimewa
Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Tiara Diah Sosialita SPsi, Msi menyebut, kasus bullying telah terjadi sejak lama. Namun permasalahan tersebut belum tertangani dengan baik hingga kini.
Tiara mengungkapkan, masalah tersebut seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Melihat dampak yang ditimbulkan oleh kasus bullying sangat besar dari sisi korban, pelaku, dan sanksi. Jika tidak segera ditangani bisa menjadi bad memories dan akan melekat hingga si anak dewasa serta berdampak pada keberlangsungan hidup.
“Permasalahan yang menahun ini sudah saatnya segera diberantas. Hal ini akan berdampak pada generasi muda sebagai penerus bangsa kita. Perlu adanya kolaborasi berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita tidak bisa tinggal diam saja,” paparnya.
Tiara Diah menjelaskan, merujuk pada perspektif psikologi sosial, salah satu penyebab kasus bullying adalah karena adanya kesalahan pada norma sosial yang menormalisasi kasus bullying. Hal itu merupakan kesalahan yang fatal pada lingkungan sekolah.
Menurutnya, tidak ada ketegasan kebijakan sekolah kepada pelaku kasus bullying. Hal itu dapat mengakibatkan tersedianya ruang bagi pelaku untuk bebas dan tidak memberikan efek jera. Sebaiknya, setiap sekolah dan instansi mana pun harus menegakkan kebijakan yang tegas dalam memberantas tindakan bullying.
Tiara melanjutkan, tidak adanya alur yang jelas bagi korban untuk melaporkan kasus bullying. Hal itu menimbulkan rasa keraguan pada korban untuk berani speak up dan memberikan ruang nyaman untuk membagikan kejadian traumatisnya.
“Permasalahan bullying di sekolah merupakan hal yang sangat kompleks. Perlu adanya kesadaran dari pihak sekolah untuk menangani hal ini. Ditambah adanya media sosial yang menjadi sasaran empuk untuk melakukan cyberbullying di luar sekolah,” ungkapnya.
Peran Orang Tua dan Sekolah
Pada kasus ini, kedua pihak memegang peranan penting dalam pencegahan bullying. Yakni, peran orang tua dan sekolah. Sekolah harus membangun budaya aman bullying di sekolah. Hal tersebut dapat dimulai dari hal terkecil, dengan cara intoleransi dengan tindakan bullying sekecil apa pun oleh berbagai lapisan, baik dari petinggi maupun siswa di sekolah.
Orang tua juga memegang peran penting agar anak terhindar dari bullying. Salah satunya dengan komunikasi dua arah. Memberikan ruang nyaman pada anak untuk menceritakan apa yang telah terjadi serta tidak memberikan justifikasi pada anak.
(tsa)