Suara.com – Pengamat bisnis properti, Panangian Simanungkalit, memprediksi bahwa pada tahun 2022 secara keseluruhan bisnis perumahan akan dapat meningkat 20 persen, atau mencapai Rp110 triliun. Hal ini setelah pada 2021 nilai penjualan properti hunian mencapai Rp 88 triliun.
“Pasar paling dominan hingga mencapai 85 persen dari keseluruhan bisnis properti di Indonesia adalah sub sektor rumah tapak,” ujar Panangian, Kamis (3/3/2022).
Sementara, pelaku industri properti juga merasa optimis penjualan rumah tapak bisa meningkat tahun 2022.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady melihat sektor properti di tahun 2022 akan lebih cerah lagi.
Baca Juga:
Konsensus Analis Prediksi Pendapatan LPKR Tumbuh Menjadi Rp 14,93 Triliun di 2022
Ia menjelaskan, tantangan di Indonesia adalah kebutuhan hunian yang tinggi. Pemerintah berusaha menyediakan solusi antara lain dengan Program Sejuta Rumah yang merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara Pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia.
“Kami percaya bahwa perusahaan dengan bisnis berkelanjutan atau sustainable business adalah perusahaan yang dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat, bagaimana bisnis perusahaan dapat menjadi solusi bagi kebutuhan konsumen,” kata dia.
LPKR, lanjut John, memiliki visi memberikan pelayanan yang dapat mentransformasi kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Melalui bisnis intinya di bidang properti dan layanan kesehatan, LPKR konsisten melayani masyarakat antara lain dengan menyediakan hunian ramah lingkungan rumah dengan harga terjangkau.
“Menyatukan profit dan purpose sebagai langkah penerapan ESG merupakan salah satu goal kami. Memberikan impact kepada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sekaligus menjalankan perusahaan yang sustain dalam good governance,” pungkas John.
Baca Juga:
Tahun Ini Industri Properti Bakal Diselamatkan Generasi Milenial, Kok Bisa?