Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah pengamat menilai pendiri tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, berambisi jadi pejabat Rusia atau setidaknya sosok yang punya peran penting di negara itu.
Ambisi Prigozhin terlihat saat Wagner turut berperan dalam perang di Ukraina, membantu pasukan Rusia.
Peneliti senior di lembaga think tank Inggris Royal United Service Institute (RUSI), Joana de Deus Pereira, menilai Prigozhin menganggap dirinya memiliki profil penting di Kremlin. Wagner Group merupakan tentara bayaran yang selama ini membantu Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
“Dia melihat dirinya sebagai menteri pertahanan atau seseorang dengan profil tinggi di Kremlin. Setidaknya tampak dan cukup terhormat untuk dihargai atas apa yang dia lakukan untuk negara,” kata Pereira, seperti dikutip Newsweek, Senin (6/2).
Ia juga mengatakan hubungan antara Prigozhin dan Kremlin mulai hancur saat dia menampilkan dirinya sebagai solusi militer untuk perang sekaligus solusi politik.
Apalagi, saat Prigozhin mengumumkan diri sebagai pendiri Wagner.
“Dia [Prigozhin] ingin diakui atas prestasinya, tetapi jika dia mengatakan dia punya aspirasi politik, saat itu dia akan dibunuh,” ujar Pereira.
Tak berbeda, pakar transformasi Eropa-Timur pasca komunis dari Universitas Oxford, Vlad Mykhnenko, mengatakan Prigozhin tampak membutuhkan peran publik yang lebih besar di Rusia.
“Dia tak puas hanya dengan menjadi kontraktor bayangan swasta. Dia sepertinya menginginkan sesuatu yang lebih, jenis pekerjaan publik yang lebih serius,” ujar Mykhnenko.
Wagner menjadi sorotan usai muncul laporan perusahaan ini menerapkan sikap brutal terhadap para tentaranya.
Pihak berwenang Wagner tak segan menembak mati di depan tentara lain jika mereka enggan berperang. Selain itu, infanteri serbu tak boleh membawa yang terluka keluar dari medan perang tanpa komando.
Pertengahan Januari lalu, Wagner juga menjadi sorotan usai mengklaim berhasil menguasai wilayah di Bakhmut, Soledar.
Beberapa hari kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukan mereka berhasil mengontrol Soledar.
Pengakuan itu menciptakan keretakan di antara mereka. Sebuah studi bahkan menyebut kedua pihak saling melemahkan.
Prigozhin tak mengakui angkatan bersenjata Rusia, sementara kemenhan mengecilkan peran Wagner.
Pengamat menilai pengumuman bos Wagner soal Soledar untuk meningkatkan posisi tawar di Rusia.
(isa/rds)