loading…
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Foto/Dok/SMK
Saat ini masih ada yang beranggapan bahwa kalau ingin punya derajat harus mengantongi ijazah, baik di tingkat SMA dan sarjana.
Baca juga: Teliti Perundungan di Sekolah, Siswa MTsN 9 Bantul Juara II LKTIN Airforce Fair 2023
“Kemudian ini menjadi pameo yang terus-terusan melekat di dalam orang tua sehingga anak dipaksa masuk ke pendidikan reguler,” katanya, Kamis (23/2/2023).
Hal lain juga, dulu banyak sekali dilakukan pembukaan SMK yang justru menyebabkan banyak SMK tersebut tertinggal karena hanya memiliki gedung bangunan ruko tanpa dilengkapi sarana prasarana dan tenaga pelatih.
Hal itu menyebabkan lulusannya tidak terserap di dunia kerja dan menyumbang angka pengangguran yang signifikan.
Baca juga: Pendaftar SNPDB Madrasah Unggulan Capai 29.237 Siswa, Perebutkan 3 Ribu Kursi
“Di bidang perguruan tinggi, hal yang sama juga terjadi. Selain itu juga tidak ada link and match antara kebutuhan skill di pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri dan dunia kerja,” tukasnya.
Perkembangan dunia industri terjadi sangat cepat. Sedangkan, sarana dan prasarana di dunia pendidikan tidak berkembang dengan cepat. Di dunia industri, terjadi perkembangan mulai dari 3.0 kemudian 4.0 bahkan sudah masuk otomatisasi, robotisasi dan virtual engine.
Namun sarpras di dunia pendidikan masih stagnan. “Industri lebih cepat berkembang ketimbang dunia pendidikan vokasi. Pendidikannya masih disitu, industrinya berkembang,” ungkapnya.