Pasukan Muslim Chechen Anti-Kadyrov Bantu Ukraina Lawan Rusia

Pasukan Muslim Chechen Anti-Kadyrov Bantu Ukraina Lawan Rusia
Jakarta, CNN Indonesia

Pasukan Muslim Chechen di Chechnya, Rusia Selatan, dikabarkan bakal menjadi bala bantuan Ukraina melawan invasi Rusia.

Wilayah Chechnya yang berpenduduk mayoritas Muslim telah menjadi saksi bisu dari perang brutal antara loyalis Moskow dan kelompok separatis Chechen dari pertengahan 1990 hingga 2009.

Kelompok yang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin pasukan Chechnya pro-Rusia Ramzan Kadyrov ini dalam beberapa tahun terakhir berupaya melakukan perlawanan ke Kremlin di luar negeri, di antaranya di Suriah, Donetsk, dan sekarang tampaknya di Ukraina.

Pada Sabtu (26/2) malam, Akhmed Zakayev, yang memimpin kelompok Chechen di pengasingan, menyatakan niatnya untuk membentuk detasemen sukarelawan Chechnya yang tinggal di luar negeri untuk berjuang bersama pemerintah Ukraina, seperti dikutip dari Foreign Policy.

Kelompok Chechen sendiri diperkirakan memiliki sekitar 150 ribu anggota yang tersebar di seluruh Eropa.

Meski demikian, Jean-François Ratelle, dosen di Universitas Ottawa dan ahli tentang Rusia dan Kaukasus mengatakan, dukungan Zakayev untuk Kiev mungkin tidak terlalu banyak berarti karena pengaruhnya terbatas di diaspora.

Lebih lanjut, Ratelle menyebut, orang-orang Chechen dikenal dengan tipikal perang yang brutal, dan tidak menghargai hukum internasional. Sehingga keberadaan pasukan semacam ini di Ukraina dapat mengubah keadaan.

Di sisi lain, pasukan Chechen pro-Rusia yang dipimpin Ramzan Kadyrov dikabarkan telah bergerak ke Ukraina untuk mendesak negara tersebut menggulingkan pemerintahan.




Ukrainian service members collect unexploded shells after a fighting with Russian raiding group in the Ukrainian capital of Kyiv in the morning of February 26, 2022, according to Ukrainian service personnel at the scene. - Ukrainian soldiers repulsed a Russian attack in the capital, the military said on February 26 after a defiant President Volodymyr Zelensky vowed his pro-Western country would not be bowed by Moscow. It started the third day since Russian leader Vladimir Putin unleashed a full-scale invasion that has killed dozens of people, forced more than 50,000 to flee Ukraine in just 48 hours and sparked fears of a wider conflict in Europe. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)Ilustrasi. Pasukan Muslim Chechen dikabarkan bakal membantu Ukraina melawan Rusia. (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Dikutip dari Reuters, dalam sebuah video yang diunggah, Kadyrov mengklaim pasukannya sejauh ini tidak mengalami kerugian. Selain itu, ia mengatakan pasukan Rusia dapat dengan mudah merebut kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.

“Sampai hari ini, pada menit ini, kami tidak memiliki satu korban pun, atau terluka, tidak seorang pun yang menderita,” kata Kadyrov.

“Presiden [Putin] mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apapun,” tambahnya.

Kabar lain mengenai pergerakan pasukan Chechnya datang dari sebuah video pendek yang diterbitkan oleh kantor berita Rusia RT. Video tersebut menunjukkan ribuan tentara Chechnya tengah berkumpul di alun-alun utama ibu kota wilayah itu, Grozny, untuk menunjukkan kesiapan bertempur di Ukraina.

Meski demikian, tidak jelas apakah pasukan yang berjumlah sekitar 12 ribu orang itu telah dikerahkan ke Ukraina atau belum. Namun, RT mengatakan pada Jumat (25/2), mereka sedang menunggu perintah dari Putin untuk masuk.

(LNN/asr)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top