Pasukan Chechen Pro-Rusia Klaim Duduki Balai Kota Mariupol Ukraina

Pasukan Chechen Pro-Rusia Klaim Duduki Balai Kota Mariupol Ukraina

Jakarta, CNN Indonesia

Pemipin pasukan ChechenRamzan Kadyrov, mengatakan pasukannya di Ukraina telah menguasai Balai Kota Mariupol di tenggara dan mengibarkan bendera Rusia.

Kadyrov mengatakan capaian itu diumumkan pasukannya melalui jalur radio kepada seorang anggota parlemen Rusia, Adam Delimkhanov.

“Pasukan telah mengirim radio untuk mengatakan bahwa mereka membebaskan gedung otoritas Mariupol dan mengibarkan bendera kami di atasnya,” kata Kadyrov melalui sebuah video yang dirilis di akun Telegramnya pada Kamis (24/3).

Eks oposisi yang kini menjadi sekutu Presiden Vladimir Putin itu mengklaim “para bandit Ukraina yang bertahan tak ingin mengambil risiko dan meninggalkan posisi mereka lalu kabur.”

“Unit lain bergerak secara paralel melalui kota dan membersihkannya dari kotoran Azov,” kata Kadyrov mengacu pada paramiliter Ukraina yang dikenal sebagai Batalion Azov.

“Insya Allah sebentar lagi Mariupol akan bersih total,” paparnya menambahkan.

Melalui sebuah video yang dirilis beberapa jam kemudian, Kadyrov memaparkan pasukan Rusia “telah sepenuhnya merebut daerah permukiman di bagian timur Kota Mariupol.”

Rekaman video itu menunjukkan sekelompok tentara mengibarkan bendera bergabat pemimpin Chechen di atas gedung yang rusak.

“Tentara kami mengibarkan bendera di atas gedung kantor kejaksaan Levoberjny yang terakhir diduduki,” katanya.

Sebagian pasukan Chechen memang mendukung dan membantu invasi Rusia ke Ukraina.

Kadyrov mengatakan pada 1 Maret lalu bahwa sejumlah pasukannya telah terbunuh sejak invasi berlangsung 24 Februari lalu.

“Sayangnya, sudah ada kerugian di antara penduduk asli Republik Chechnya. Dua meninggal, enam lainnya terluka dalam berbagai tingkat,” kata Kadyrov di Telegram seperti dikutip AFP.

Kadyrov, merupakan pemimpin Chechnya, wilayah otonomi Rusia bertanggung jawab atas Republik Chechnya Rusia.

Sementara itu, Kota Mariupol di tenggara Ukraina merupakan rumah bagi salah satu pelabuhan terbesar negara eks Uni Soviet itu.

Mariupol menjadi salah satu titik panas zona perang Rusia vs Ukraina saat ini, di mana kedua pasukan berebut menduduki kota itu.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan masih ada 100 ribu warga sipil terjebak pertempuran di Mariupol tanpa makanan, air, atau listrik.

Kementerian luar negeri Ukraina menyatakan Rusia telah “meluncurkan fase baru teror terhadap Mariupol” dengan mendeportasi paksa sekitar 6.000 penduduk ke kamp-kamp di Rusia.

(rds)

[Gambas:Video CNN]





Scroll to Top