Panglima militer Rusia dan Amerika Serikat menggelar pembicaraan via telepon pada Selasa (23/11).
Pembicaraan itu berlangsung di tengah kekhawatiran negara AS dan Uni Eropa bahwa Rusia mungkin berencana menginvasi Ukraina dalam waktu dekat.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov dan Kepala Staf Gabungan Militer AS, Mark Milley, membahas “pertanyaan saat ini tentang keamanan internasional” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu, pernyataan Pentagon mengonfirmasi komunikasi kedua jenderal tersebut dan mengatakan bahwa Gerasimov dan Milley membahas “masalah yang berhubungan dengan keamanan”.
“Panggilan telepon merupakan kelanjutan komunikasi antara kedua pemimpin untuk memastikan pengurangan risiko dan de-konflik operasional,” kata Pentagon.
Komunikasi Gerasimov dan Milley berlangsung setelah AS dilaporkan tengah memperimbangkan memasok senjata baru ke Ukraina mulai dari tank, kendaraan lapis baja, hingga rudal anti-tank, dan rudal pencegat.
Pengerahan senjata itu dipertimbangkan AS setelah Ukraina mewanti-wanti bahwa invasi Rusia bisa berlangsung paling cepat Januari mendatang.
Kementerian Pertahanan AS bahkan mendesak mengerahkan sejumlah senjata yang semula akan dikirim ke Afghanistan untuk dikirim ke Ukraina saja.
Beberapa senjata itu mencakup helikopter Mi-17. Helikopter Mi-17 adalah helikopter Rusia yang awalnya dibeli AS untuk diberikan ke Afghanistan.
Namun, sejak AS resmi menarik diri dari Afghanistan pada Agustus lalu, Pentagon masih mempertimbangkan nasib masa depan helikopter-helikopter tersebut.
Pada Selasa (23/11), dua kapal patroli yang dikirim AS untuk Ukraina tiba di pelabuhan selatan Odessa.
Rusia membantah rumor rencana invasi itu. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan setiap langkah AS mengirim lebih banyak perangkat keras dan penasihat militer ke Ukraina hanya akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut.
Tentara Ukraina telah terkunci dalam konflik yang membara dengan separatis pro-Rusia di dua wilayah perbatasan. Konflik Ukraina dengan separatis pro-Rusia ini kian sengit sejak Moskow mencapol Crimea dari Kiev pada 2014.
Kiev dan sekutu Baratnya menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata melintasi perbatasan untuk mendukung separatis. Klaim itu dibantah Moskow.
Pada Selasa, menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuduh Washington mengirim pesawat pengebomnya untuk mempraktekkan serangan nuklir ke Rusia.
“Kedekatan minimum dengan perbatasan negara bagian kami adalah 20 kilometer (12 mil),” kata pernyataan kementerian pertahanan mengutip Shoigu.
Dikutip AFP, Shoigu juga menganggap Rusia telah melihat peningkatan aktivitas” pesawat pengebom strategis AS secara “signifikan”. Shoigu menuturkan pesawat pengebom AS telah melakukan penerbangan ke dekat Rusia sebanyak 30 kali pada bulan ini saja.
(rds)