Suara.com – Masyarakat diingatkan untuk selalu siap siaga dalam menghadapi pandemi ke depan, seperti wabah Covid-19 terdahulu. Epidemiolog Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS., menyatakan bahwa pandemi memang pasti akan berulang setiap periode tertentu
“Pandemi itu ada dari waktu ke waktu. Jadi pasti ada pandemi lagi di masa yang akan datang. Hanya kita tidak tahu kapan dan tida tahu penyakit apa. Kita gak tahu apakah 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, 50 tahun lagi. Yang bisa kita lakukan adalah bersiap, kita harus waspada, mudah-mudahan masih lama,” kata prof Tjandra dalam acara diskusi Siap Siaga Hadapi Pandemi dan Krisis Kesehatan di Masa Depan bersama PMI di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Prof. Tjandra menjelaskan bahwa pandemi akan selalu terkait dengan penyakit menular. Saat ini, ada tiga penyakit yang kemungkinan bisa menjadi ancaman pandemi berikutnya.
“Mungkin nomor satu influenza lagi dalam berbagai bentuknya. Kedua zoonosis, penyakit yang menular dari hewan. Ketiga disease X, sesuatu yang kita belum tahu. Krena ini tidak bisa diprediksi yang akan terjadi, jadi mungkin saja ini sesuatu yang belum kita tahu. Dan selama ini memang semua pandemi itu penyakit baru,” jelas Prof. Tjandra.
Baca Juga:Zhang Hao ZEROBASEONE Positif COVID-19, Penggemar Luapkan Kemarahan ke Wake One
Termasuk juga Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir 2019 lalu. Dia menjelaskan bahwa Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi SARS Cov-2 itu sebenarnya bentuk baru dari virus corona yang sudah ada sejak lama.
Itu menghadapi ancaman pandemi berikutnya, Prof. Tjandra menyarankan perlu ada tiga langkah pencegahan dalam mengurangi dampak terlalu berat. Pertama, adanya regulasi maupun aturan untuk memaksa masyarakat memprioritaskan kesehatan.
Kedua, kerjasama antara pemerintah, swasta, hingga lembaga dan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan bangsa. Dan ketiga, negara juga harus memprioritaskan kesehatan masyarakat dalam menjalankan programnya.
Pengalaman menghadapi Pandemi Covid-19 selama tiga tahun, Sekretaris Jenderal PMI, A.M. Fachir juga mengatakan bahwa kejadian kemarin menjadi langkah awal dalam menghadapi tantangan kesehatan berikutnya.
“Melalui pembelajaran berharga dan praktik terbaik di era pandemi Covid-19 yang lalu, yang kiranya dapat mendukung pemerintah dalam membangun arsitektur kesehatan dan melakukan langkah konkrit menuju Indonesia yang lebih tangguh hadapi Pandemi dan siaga krisis kesehatan di masa mendatang,” ujar Fachir.
Baca Juga:Sunarso Tekankan Pentingnya Tingkatkan Risk Awareness di Tengah Ketidakpastian Global
Sebagai organisasi kemanusiaan di Indonesia, PMI menjangkau sekitar 38,5 juta masyarakat di 34 provinsi selama turut andil dalam penanganan Covid-19 sejak 2020 sampai dengan 2023. Total nilai bantuan sekitar 101 milyar rupiah tersalurkan selama Operasi Covid-19 tersebut.