Suara.com – Setelah sempat mencapai level tertingginya di 6.754 pada perdagangan bulan November, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akhirnya melemah 0,9 persen secara bulanan.
Pelemahan ini tidak lepas dari perkembangan pandemi covid-19 varian Omicron yang mulai menyebar di berbagai negara sejak akhir November.
Untuk bulan Desember, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang terbatas.
“Ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi pasca penyebaran varian Omicron diperkirakan akan membebani pergerakan IHSG di bulan ini,” kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina, dalam konfrensi pers virtualnya, Kamis (9/12/2021)
Baca Juga:
Investor Transaksi Rp 15,2 Triliun, IHSG Ditutup Menguat Ke Posisi 6.643
Tak hanya sentimen Omicron, rencana Federal Reserve untuk mempercepat penyelesaian tapering dan proyeksi penaikan Fed Rate alias suku bunga Federal Reserve juga menjadi katalis negatif bagi IHSG.
“Meskipun demikian, harapan akan terjadinya window dressing di akhir tahun menjadi alasan kami merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur,” katanya.
Dirinya pun memperkirakan secara teknikal, IHSG akan bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687.
Sementara itu, fundamental makroekonomi domestik masih tetap kuat. Bahkan lembaga pemeringkat
Global Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.
Membaiknya permintaan domestik ini menyebabkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi relatif stabil dan terkendali, dengan realisasi nflasi dan inflasi inti per November 2021 menjadi 1,75 persen dan 1,44 persen secara tahunian (year-over-year), naik dari 1,66 persen dan 1,33 persen yoy pada Oktober 2021.
Baca Juga:
Kamis Pagi IHSG Dibuka Naik ke Level 6.617
Di lain sisi, Indeks Keyakinan Konsumen per November 2021 semakin berada di level optimistis pada angka 118,5.