“Sederhananya bagaimana memastikan narasi pancasila itu mengakar kuat dari bangku SD sampai bangku kuliah tidak boleh putus narasinya. Itu harus terus digaungkan. Sekali lagi bukan seremonial tapi pancasila menjadi aktivitas pola pikir, aktivitas kegiatan, aktivitas fisik, aktivitas program kegiatan yang menjadi ritual,” kata Taufan di Jakarta, Sabtu (2/10/2021).
Baca juga: Akademisi: Bangkitkan Nilai dan Makna Pancasila bagi Generasi Milenial
Selanjutnya, Taufan juga mendorong wakil rakyat yang ada di kursi kebijakan publik agar menjadi sosial influenser dengan narasi-narasi yang menyatukan dan hadir di tengah-tengah masyarakat. Artinya, tidak hanya menjadi etalase di media masa, tapi hadir bertemu, mendengar, tidak hanya saat menjelang pemilihan legislatif saja.
“Wakil rakyat yang terjun menjadi sosial influenser, itu harus diitunjukan di sosial media mereka, anggota dewan, politikus dan teman parlemen muda yang seharusnya menampilkan kehidupan yang tidak glamor, tapi sisi bagaimana dengan peran mereka bisa mengubah keadaan. Itu harapannya,” terang Wakil Rektor 3 LSPR Jakarta tersebut.
Taufan juga berharap, wakil rakyat membumikan narasi-narasi pancasila dengan sesuatu yang dekat dengan saat ini, seperti diskusi rutin online/offline, undang mahasiswa kampus untuk diskusi ke DPR atau MPR, atau ke Fasilitas-fasilitas kenegaraan.
Baca juga: Kaum Milenial Harus Berani Jadi Agen Perubahan dan Ciptakan Sejarah Baru
Taufan berharap legislatif, khususnya Ketua DPR bisa lebih memaksimalkan peran dan tanggung jawabnya dalam ranah kebijakan publik, yakni kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada narasi kepemudaan. Yakni, kebijakan-kebijakan yang mengedepankan Aksesibilitas juga pembinaan terhadap anak-anak muda.
Harapan Taufan sebenarnya sudah dipraktikan oleh Ketua DPR Puan Maharani dengan seringnya mengajak mahasiswa dan generasi milenial berdiskusi baik menyangkut kepemudaan maupun nilai-nilai pancasila, baik di Gedung Wakil Rakyat, hadir langsung di kampus-kampus, webinar-webinar, dan pertemuan dengan generasi muda secara daring, dan lain-lain.
halaman ke-1