Mitratel Cetak Laba Bersih Rp1,79 Triliun Pada 2022

Mitratel Cetak Laba Bersih Rp1,79 Triliun Pada 2022

Jakarta, CNN Indonesia

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengatakan perusahaannya mencatatkan laba bersih Rp1,79 triliun pada 2022. Laba ini melonjak 29,3 persen dari periode yang sama pada 2021 (year on year), yaitu sebesar Rp 1,38 triliun.

Selain itu, ia melaporkan pendapatan Mitratel tumbuh 12,5 persen dan EBITDA 18,5 persen.

Menurutnya, manajemen berhasil meletakkan fundamental keuangan yang sehat dan kuat, dengan melakukan serangkaian akuisisi menara dan fiber optik dengan total investasi Rp9,3 triliun di 2022.

“Mencatatkan laba bersih Rp 1,79 triliun. Dengan adanya kepemilikan aset menara terbesar di Asia Tenggara, kami optimistis dapat terus menjaga pertumbuhan kinerja yang kuat di tengah tantangan perekonomian global yang dinamis,” kata Teddy, sapaan akrabnya, di Bali, Kamis (16/3) malam.

Teddy menyampaikan Mitratel juga memiliki utang yang rendah, terlihat dari rasio debt to equity yang hanya 0,45 kali. Menurutnya, seluruh utang pada tahun buku 2022 merupakan pinjaman bersih tanpa agunan, dengan rata-rata maturitas atau jatuh tempo 5,5 tahun.

Rangkaian akuisisi itu juga menambah penguasaan aset menara Mitratel menjadi 35.418 unit. Dampaknya, ada peningkatan porsi penyewaan menara (tower leasing) dari 79 persen atau Rp5,4 triliun menjadi 82 persen atau setara Rp6,37 triliun.

Mitratel juga menambah 6.000 aset menara, membangun produk baru berupa jaringan fiber to tower sepanjang 10 ribu km.

Menurut Teddy, bisnis menara di Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi. Hal ini didasari beberapa faktor seperti rasio densitas menara terhadap penduduk yang masih sangat rendah, hingga penetrasi 5G yang akan mencapai 27 persen pada 2025.

Ia menargetkan pertumbuhan pendapatan 2023 sebesar 11 persen. Selain itu, Mitratel tetap menjalankan strategi pertumbuhan bisnis dengan melanjutkan mengakuisisi 1.500 menara serta membangun jaringan fiber optik sepanjang 13 ribu km, dengan total belanja modal dianggarkan sekitar Rp7 triliun.

“Kami juga melihat potensi pertumbuhan yang tinggi akan datang dari para operator selular seiring kebutuhan ekspansi mereka ke luar Pulau Jawa,” ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(fra/pta)


[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top