Suara.com – Penyakit cacar monyet kini jadi kekhawatiran di seluruh dunia. CDC bahkan telah meningkatkan kewaspadaan hingga ke level 2.
Sayangnya, masih banyak masyarakat sulit mengenali cacar monyet karena gejalanya mirip dengan cacar lainnya. Hal itu salah satunya diungkpkan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) Prof Wayan Tunas Artama
Ia mengatakan bahwa gejala cacar monyet antara lain muncul demam di atas 38,5 derajat Celcius, lemah, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, serta sakit kepala.
Berikutnya diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.
Baca Juga:
Masyarakat Tak Perlu Takut Berlebihan Hadapi Cacar Monyet

“Masa inkubasi cacar monyet berkisar enam hingga 13 hari,” kata dia seperti dikutip dari ANTARA.
Ia menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang menular dari hewan ke manusia saat mengonsumsi atau melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Cacar monyet, kata dia, ditransmisikan melalui berbagai jenis satwa liar dari hewan pengerat seperti tikus dan tupai dan primata yaitu kera dan monyet.
Penularan secara kontak langsung, kata dia, juga dapat terjadi antarhewan.
“Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernapasan yang secara umum perlu kontak erat yang cukup lama,” kata dia.
Baca Juga:
Soal Virus Cacar Monyet, Guru Besar UGM Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir Berlebih
Penularan, katanya, juga bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar serta kontak tidak langsung dengan benda maupun permukaan yang terkontaminasi.