Minyak Subsidi Langka, Pedagang Beras di Jakarta Utara Menjerit

Minyak Subsidi Langka, Pedagang Beras di Jakarta Utara Menjerit

Minyak Subsidi Langka, Pedagang Beras di Jakarta Utara Menjerit

loading…

Minyak goreng kemasan subsidi milik pemerintah merek Minyakita mengalami kelangkaan di sejumlah pasar di Jakarta Utara. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

JAKARTAMinyak goreng kemasan subsidi milik pemerintah merek Minyakita mengalami kelangkaan di sejumlah pasar, termasuk di Pasar Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara. Akibatnya, banyak pedagang di pasar mulai was-was dengan kondisi tersebut.

Salah satu Pedagang Minyak di Pasar Pademangan Timur, Herman menyebutkan bahwa harga minyak subsidi dari pemerintah yakni Minyakkita sangat berbeda dengan harga minyak kemasan dan minyak curah.

”Untuk minyak curah Rp17ribu perkilo. Sementara Minyakkita Rp 14ribu perliter. Saat ini kondisinya sudah mulai langka,” kata Herman saat ditemui di Pasar Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023).

Baca juga: Luncurkan Minyakkita Rp14.000, Mendag Zulhas: Masyarakat Bahagia, Pengusaha pun Dapat Cuan Banyak

Dengan adanya kondisi ini, Herman sangat menyayangkan kelangkaan minyak kita yang sudah terjadi sejak sebulan belakangan. Padahal, minyak tersebut sangat banyak diminati masyarakat. ”Banyak banget peminat. Akhirnya beli minyak yang curah,” ungkapnya.

Salah seorang warga Pademangan Lusia (45) mengaku, terpaksa membeli minyak goreng curah. Hal tersebut dikarenakan minyak kita kini sudah langka di pasar. Kelangkaan Minyakita, salah satunya terjadi di Pasar Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara.

Para pembeli kini mulai beralih dengan membeli minyak goreng curah karena mudah dijangkau dan harganya lebih murah. ”Minyak kita kalau ada. Kalau engga ada minyak curah belinya. Kalau pedagang pilih yang harga miring dikit,””ujar Lusia.

Selain kelangkaan minyak subsidi, di pasar juga mengalami kelangkaan beras yang mengalami kenaikan cukup tinggi.Saat ini beras lokal dengan ukuran 50 kilogram mengalami kenaikan Rp100 ribu perkarung.

Banyak pedagang beras mengeluh, pembeli atau konsumen lebih memilih membeli beras bulog yang lebih murah dan lebih terjangkau. Baca juga: Sebelum Mendarat di Pasar, Minyakkita Delay Dulu Satu hingga Dua Minggu

”Untuk beras, pembeli mencari beras dari bulog. Dibandingkan beras lokal yang sampai saat ini terjadi juga kenaikan harga beras. Semua jenis beras. Warga milih bilog karena harga murah dan kualitasnya cukup baik,” tutup Kepala Pasar Pademangan Timur Sutopo.

(ams)

Scroll to Top